GenPI.co - Hari ini, tepat 32 tahun terjadinya peristiwa tabrakan kereta api (KA) yang dikenal dengan Tragedi Bintaro.
Tabrakan kereta dahsyat yang terjadi pada 19 Oktober 1987 tak akan terlupakan, dan menelan banyak korban.
Saat kejadian, warga yang tinggal di Kampung Betung, Kelurahan Bintaro, Jakarta Selatan, dikejutkan dengan suara yang menggelegar.
Ternyata suara itu berasal dari tabrakan gerbong kereta di lintasan rel. Terjadi tabrakan kereta, antara kereta api Patas No 220 dari arah Tanah Abang menuju ke arah Merak dan KA No 225 dari Rangkasbitung ke Jakarta Kota.
BACA JUGA: Marquez Kecelakaan Parah, Vinales Puncaki FP1 GP Thailand
Kejadian tersebut berawal saat KA 225 Jurusan Rangkasbitung-Jakarta Kota diberangkatkan dari Stasiun Sudimara menuju Tanah Abang, sementara KA 220 berangkat dari arah Tanah Abang menuju ke arah Merak.
Komunikasi yang buruk menyebabkan kedua kereta melintas di jalur yang sama.
Meski para petugas sudah berupaya untuk menghentikan kereta, namun usahanya sia-sia.
Kedua kereta akhirnya bertabrakan di tikungan S yang berjarak 200 m setelah palang pintu Pondok Betung, atau 8 km sebelum Stasiun Sudimara.
informasi dari berbagai sumber, kecelakaan kereta yang masing-masing membawa tujuh gerbong tersebut mengakibatkan 150 orang tewas di tempat. Sementara ribuan lainnya mengalami luka-luka.
BACA JUGA: Kecelakaan Parah di Sesi FP1 GP Thailand, Marquez: Ada yang Aneh
Sejumlah korban sulit dievakuasi karena terjepit badan kereta. Lainnya sulit untuk diidentifikasi.
Merupakan kejadian yang sangat mengerikan. Semoga tak pernah terjadi lagi.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News