GenPI.co - Situs Warisan Dunia UNESCO dihormati karena nilai universalnya yang luar biasa. Namun sayangnya, kekayaan budaya dan alam yang tak ternilai ini, yang mewakili warisan kolektif umat manusia, semakin terancam punah karena berbagai faktor.
Urbanisasi yang merajalela, pembangunan yang tidak terkendali, industrialisasi, perubahan iklim dan terkadang terorisme dan perang menimbulkan tantangan besar terhadap pelestarian situs-situs ini.
Polusi, penggundulan hutan, perusakan habitat, dan praktik pariwisata yang tidak berkelanjutan makin memperburuk situasi yang berbahaya ini. Berikut beberapa situs warisan budaya yang terancam punah, dilansir Times of India.
Terletak di tengah pegunungan Hindu Kush yang menjulang tinggi, Lembah Bamiyan menawarkan kekayaan budaya dan arkeologi yang penting.
Merupakan rumah bagi patung Buddha raksasa yang ikonik, yang dihancurkan secara tragis oleh Taliban pada tahun 2001, situs ini menjadi saksi pengaruh Buddha dan sejarah Afghanistan selama berabad-abad.
Medan terjal di lembah ini dihiasi dengan gua-gua kuno, biara-biara, dan sisa-sisa Jalur Sutra, yang mencerminkan perannya sebagai persimpangan penting peradaban.
Pusat bersejarah Wina, yang merupakan situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 2001, merupakan perpaduan menawan antara kemegahan kekaisaran dan kecemerlangan artistik.
Tenggelam dalam pemerintahan Habsburg selama berabad-abad, lanskap kota ini menampilkan mahakarya arsitektur dari berbagai zaman, termasuk Katedral Gotik St. Stephen, kemegahan Barok di Istana Belvedere, dan bulevar Ringstrasse yang mewah.
Suaka Margasatwa Okapi adalah suaka keanekaragaman hayati dan keajaiban alam.
Mencakup area seluas sekitar 14.000 kilometer persegi, cagar alam ini terkenal dengan beragam flora dan fauna yang luar biasa, termasuk okapi yang sulit ditangkap, kerabat jerapah yang tinggal di hutan yang langka.
Meski menghadapi ancaman perburuan dan penggundulan hutan, Suaka Margasatwa Okapi tetap menjadi pusat upaya konservasi di Afrika Tengah.
Abu Mena, terletak dekat Alexandria di Mesir, dulunya merupakan situs ziarah Kristen yang berkembang pesat yang didedikasikan untuk Saint Menas, seorang prajurit Romawi yang mati syahid.
Didirikan pada abad ke-4 M, situs ini berkembang sebagai pusat pengabdian keagamaan dan kemegahan arsitektur, dengan basilika megah, biara, dan jaringan makam bawah tanah.
Situs ini berangsur-angsur menurun karena faktor lingkungan, termasuk genangan air dan perambahan garam, yang akhirnya menyebabkan situs tersebut ditinggalkan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News