GenPI.co - Kota Bukittinggi di Sumatra Barat (Sumbar) sempat diguyur hujan abu vulkanik sebagai dampak erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu (18/2).
Salah satu warga Bukittinggi Farid (35) mengatakan hujan abu ini sudah terasa sejak Sabtu (17/2) malam.
Namun demikian, Farid menyebut hujan abu semakin tebal saat pagi hingga siang hari.
"Hujan abu sudah terjadi sejak malam, namun ketebalannya baru terlihat di pagi hari menjelang siang. Pandangan terganggu, bahkan mengakibatkan batuk," kata dia.
Dia berharap kondisi Gunung Marapi kembali normal khususnya bagi warga yang tinggal di lereng gunung tersebut.
Kepala Desa Bukit Batabuah, Kabupaten Agam, Firdaus, menjelaskan di wilayahnya hujan abu vulkanik terasa lebih pekat.
"Di Bukit Batabuah hujan abu lebih terasa pekat. Ketebalannya lebih parah dari yang terasa di Kota Bukittinggi, saat ini kami hanya bisa berdoa," tutur dia.
Petugas Pengamat Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi, mencatat jumlah letusan Gunung Marapi sebanyak 169 kali dengan hembusan abu vulkanik dari puncak mencapai 1.315 kali pada Minggu.
Maka dari itu, dia mengimbau warga untuk memakai masker demi menghindari penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).
"Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut guna menghindari infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)," papar dia.
Ahmad juga mengimbau warga melengkapi peralatan lain untuk melindungi mata dan kulit agar tidak sakit.
"Selain itu, juga mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh," jelas Ahmad.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News