Menyibak 5 Fakta Sumpah Pocong, Dampaknya Sangat Mengerikan

20 Oktober 2019 20:00

GenPI.co - Sumpah pocong adalah sumpah yang dilakukan oleh seseorang dalam keadaan terbalut kain kafan seperti layaknya orang yang telah meninggal (pocong). Sumpah ini tak jarang dipraktikkan dengan tata cara yang berbeda, misalnya pelaku sumpah tidak dipocongi tetapi hanya dikerudungi kain kafan dengan posisi duduk. 

Di dalam hukum Islam sebenarnya tidak ada sumpah dengan mengenakan kain kafan seperti ini. Sumpah ini merupakan tradisi lokal yang masih kental menerapkan norma-norma adat. Sumpah ini dilakukan untuk membuktikan suatu tuduhan atau kasus yang sedikit atau bahkan tidak memiliki bukti sama sekali. Konsekuensinya, apabila keterangan atau janjinya tidak benar, yang bersumpah diyakini mendapat hukuman atau laknat dari Tuhan.

BACA JUGA: Nyi Roro Kidul dan Nyai Blorong Sukses Jaga Pelantikan Presiden

Melihat lebih dalam tentang sumpah pocong, berikut GenPI.co membeber beberapa hal yang harus diketahui tentang ritual mengerikan itu.

1.Sejarah Sumpah Pocong

Dalam sejarah, tidak ada satu pun literatur yang membahas secara khusus sumpah pocong ini. Tapi, menurut orang tua, sumpah ini sudah ada sejak zaman dulu dan jadi semacam ritual kepercayaan. Untuk daerahnya, dipercaya sumpah ini berasal dari kebiasaan orang-orang Jawa.

Sumpah pocong hanya dilakukan oleh orang Muslim. Meskipun begitu, tidak ada aturan di dalam Islam soal sumpah pocong ini. Kalau berbicara alasan kenapa harus pocong, mungkin karena pocong identik dengan kematian. Ini jadi semacam efek psikologis di mana ketika seseorang berbohong maka yang terjadi adalah kematian.

BACA JUGA: Hati-hati! Ini Jenis Santet Jahat yang Bikin Hidupmu Sengsara

2.Sumpah Pocong untuk Persoalan Besar

Tidak semua persoalan bisa diselesaikan dengan sumpah pocong. Kalau dirasa masih bisa dibicarakan atau lewat sidang, maka jalan itulah yang dipilih. Tapi kalau masalahnya begitu besar sedangkan pengadilan tidak mampu menyelesaikannya, maka diadakanlah ritual sumpah ini.

Kasusnya biasanya tidak bisa dibuktikan, misalnya kasus santet, sihir, fitnah besar, serta kejadian-kejadian yang tidak ada buktinya. Sumpah pocong dipilih sebagai jalan terakhir yang hakimnya adalah Tuhan sendiri.

3.Sumpah Pocong dan Kesaksian Besar

Tidak hanya untuk menyelesaikan masalah pelik, sumpah pocong juga digunakan untuk mengungkapkan sebuah kesaksian. Biasanya kalau sampai seperti ini, hal yang akan disampaikan begitu penting dan berdampak besar.

Misalnya saja mengungkap kebenaran dari sebuah skandal atau kasus besar. Untuk meyakinkan banyak orang, maka seseorang bisa melakukan sumpah pocong lalu kemudian memberikan pengakuan. 

BACA JUGA: Fakta Ngeri Alas Purwo Bakal Membuatmu Merinding, Berani?

4.Ritual Sumpah Pocong 

Hal yang penting dalam sumpah pocong itu kurang lebih ada tiga. Pertama adalah kain kafan atau mori, kemudian saksi, dan yang terakhir adalah sumpahnya. Jadi, ketika ada orang yang hendak melakukan sumpah pocong ini, maka ia akan segera diperlakukan seperti mayat. Mulai dari dimandikan, sampai akhirnya dibalut dengan kain kafan.

Setelah itu, kemudian dibaringkan di masjid lalu sambil dibimbing seorang tokoh, orang yang disumpah akan mengucapkan apa yang perlu dikatakan. Tidak hanya sumpah saja, tapi juga deretan risiko yang akan ditanggungnya jika berbohong, yakni mati, sakit parah, miskin tujuh turunan, dan sebagainya. Dalam prosesi ini harus ada saksi yang menyaksikan sehingga bisa dianggap sah.

5.Dampak Ngeri Sumpah Pocong

Tidak hanya prosesinya, hal yang menarik soal sumpah pocong ini adalah kengerian dampaknya. Konon, barang siapa berbohong dalam ritual sumpah pocong itu, maka bakal langsung terkena azab dari apa yang diucapkannya. Misalnya dalam sumpah ia mengatakan mati kalau berbohong, maka hal tersebut akan benar terjadi jika memang dusta. Entah saat itu juga atau beberapa waktu kemudian.

Banyak yang percaya kalau sumpah pocong ini sangatlah besar risikonya. Makanya, hanya orang-orang yang benar-benar berani saja yang mau melakukannya. Soal kekuatan kutukan dari sumpah pocong, hal tersebut mungkin karena sumpah ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat, tapi juga Tuhan. Bersumpah atas nama Tuhan memang sangat berat risikonya, dan sungguh bisa celaka bagi mereka yang berdusta dengan itu.(GenPI.co).

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co