GenPI.co - Persebaya Surabaya melayangkan surat protes ke PSSI terkait aksi pemain PSS Sleman Wahyudi Hamisi yang menendang kepala Bruno Moreira.
Tindakan keras pemain PSS Sleman terhadap penggawa Persebaya ini terjadi saat keduanya bertanding di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya pada Minggu (3/3).
Sekretaris Persebaya Ram Surahman mengatakan surat protes ini ditujukan kepada Ketua Umum PSSI Erick Thohir.
Dia berharap PSSI mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan terukur dalam laga ini.
"Ada 2 poin yang diminta Persebaya untuk mendapat perhatian serius dari PSSI," kata dia, dikutip Selasa (5/3).
Ram menjelaskan poin pertama adalah tindakan keras pemain PSS yang mengarah mencederai pemainnya di menit ke-19.
"Dengan dalih merebut bola, dia dengan sengaja menendang kepala pemain Persebaya Bruno Moreira yang saat itu terjatuh," papar dia.
Ram membeberkan ketika peristiwa itu terjadi, wasit tepat berdiri di depannya para pemain.
Wasit diketahui hanya memberikan kartu kuning kepada pemain PSS, Wahyudi Hamisi.
"Apa yang dilakukan Wahyudi Hamisi ini termasuk kategori violent conduct, yang harusnya layak di kartu merah," tegas dia.
Menurut dia, aksi brutal Wahyudi ini bukan sekali ini dia lakukan.
Wahyudi yang saat itu bermain untuk Borneo FC pernah melakukan tekel berbahaya kepada pemain Persebaya Robertino Pugliara di kompetisi Liga 1 2018/2019.
"Tackling dua kaki yang dilakukan membuat Robertino Pugliara tidak bisa melanjutkan karier sepak bola," ungkap Ram.
Kedua, Persebaya mengkritik kepemimpinan wasit Ginanjar Rahman yang diangga kurang tegas.
"Akibatnya, pertandingan berjalan keras dan menjurus kasar. Beberapa kali harus terhenti karena insiden antarpemain kedua tim," imbuh dia.
Wasit Ginanjar dinilai abai dalam menerapkan peraturan permainan dalam sepak bola.
"Bisa dilihat dari keluarnya 11 kartu kuning di pertandingan tersebut. Sebanyak enam kartu kuning untuk PSS dan lima Persebaya," jelas dia.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News