Perhatian! Cuaca Buruk, Kapal Dilarang Berlayar ke Pulau Komodo

11 Maret 2024 08:40

GenPI.co - Kapal wisata dilarang berlayar ke Pulau Komodo karena cuaca buruk yang berpotensi terjadi pada Senin-Sabtu (11-16/3).

Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan kapal wisata dilarang berlayar ke Pulau Komodo Taman Nasional Komodo (TNK) selama 6 hari.

Risdiyanto menjelaskan ada potensi gelombang tinggi dan angin kencang menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

BACA JUGA:  Pengebom Ikan dan Perusak Taman Nasional Komodo Dijerat Pidana Berlapis

"Ada prakiraan cuaca dengan gelombang dan angin kencang yang harus diantisipasi guna keselamatan," kata dia, dikutip Senin (11/3).

Dia membeberkan pihaknya mengeluarkan surat pemberitahuan kepada nakhoda kapal wisata (Notice to Mariners) tentang larangan berlayar tersebut pada Sabtu (9/3).

BACA JUGA:  Pegiat Wisata Gencarkan Atraksi, Taman Nasional Komodo Banjir Wisatawan

Pihaknya tidak melayani pemberian Surat Persetujuan Berlayar (SPB) kepada kapal yang ingin berlayar selama cuaca buruk ini.

Hal ini kecuali SPB untuk speedboat yang berlayar ke Pulau Rinca yang masih berada dalam kawasan Taman Nasional Komodo.

BACA JUGA:  BMKG: Hati-Hati Gelombang Tinggi di Laut Selatan Jabar hingga DIY, Bisa Capai 4 Meter

"Kalau kapal pinisi belum bisa karena kemampuan manuvernya terbatas. Namun, itu akan menyesuaikan prakiraan cuaca dan laporan di lapangan karena mungkin ada perubahan ke depannya," papar dia.

Di sisi lain, pihaknya akan mengeluarkan penundaan keberangkatan kapal apabila cuaca kian memburuk.

Sementara itu, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 14 Maret 2024.

"Diharapkan masyarakat tidak panik dan lebih mengantisipasi dampak yang ditimbulkan," tutur Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek.

Menurut dia, potensi cuaca ekstrem disebabkan adanya pusaran angin masuk atau Sirkulasi Siklonik di bagian Barat Daya Australia.

Kondisi ini membentuk daerah perlambatan, pertemuan, dan belokan angin di wilayah NTT.

Di samping itu, kondisi dinamika atmosfer juga didukung dengan aktifnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Equatorial Rossby, serta hangatnya suhu permukaan laut, dan kelembapan yang cukup basah di setiap lapisan atmosfer.(ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Farida Trisnaningtyas

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co