GenPI.co - Gempa bumi di Laut Jawa dengan kedalaman 10 kilometer (km) pada Jumat (22/3) akibat keberadaan sesar berarah relatif timur laut hingga barat daya yang merupakan pola meratus.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid mengatakan sesar tua ini mengalami reaktivasi.
"Sesar pada pola meratus itu merupakan sesar tua (pratersier hingga tersier) dan diperkirakan mengalami reaktivasi," kata dia, dikutip Sabtu (23/3).
Gempa bumi berkekuatan 6 magnitudo dengan kedalaman 10 kilometer mengguncang Laut Jawa pada Jumat pukul 11.22 WIB.
Dia menyebut wilayah yang dekat dengan lokasi pusat gempa bumi adalah Pulau Bawean di Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur.
Pulau Bawean ini berjarak 33 kilometer dari pusat gempa bumi.
Wafid membeberkan pada peta geologi lembar Bawean dan Masalembo (Aziz dkk., 1993), Pulau Bawean tersusun oleh batuan berumur tersier (terdiri dari batu pasir dan batu gamping).
Pulau ini juga dominan endapan kuarter (terdiri dari batuan rombakan gunung api muda dan endapan aluvial pantai).
Selain itu, pulau ini merupakan morfologi dataran hingga dataran bergelombang yang berbatasan dengan perbukitan hingga perbukitan terjal pada bagian tengahnya.
Menurut dia, sebagian batuan berumur tersier tersebut mengalami pelapukan.
Endapan kuarter dan batuan berumur tersier yang mengalami pelapukan bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan.
Dengan demikian, kondisi seperti ini rawan guncangan gempa bumi.
Data Badan Geologi juga menyebut Pulau Bawean terletak di kawasan rawan bencana gempa bumi rendah.
Di samping itu, kejadian gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut.
"Potensi tinggi tsunami di garis pantai Pulau Bawean tergolong rendah kurang dari 1 meter," jelas Wafid.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News