GenPI.co - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melarang 5.000 lebih warga Pulau Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meninggalkan tempat pengungsian.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan larangan bagi warga yang menjadi korban erupsi Gunung Ruang ini demi keselamatan warga.
Abdul menjelaskan dikhawatirkan terjadi erupsi Gunung Ruang yang lebih besar.
"Paling tidak tunggu satu-dua pekan ke depan bila kondisi gunung terus melandai dan dipastikan benar-benar normal lagi yang sudah dievakuasi kita antar pulang ke Tagulandang," ujar dia, dikutip Kamis (9/5).
Abdul membeberkan kondisi terkini Gunung Ruang sudah lebih stabil.
Hal ini ditandai dengan tidak ada lagi abu vulkanik yang keluar dari puncak.
Selain itu, jarak rekomendasi awas Gunung Ruang pun diturunkan dari 7 kilometer (km) menjadi 5 km seiring dengan penurunan aktivitas vulkanik gunung ini.
Meskipun begitu, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang masih menetapkan status Gunung Ruang berada pada Level IV atau Awas.
"Itu yang jadi pertimbangan kenapa tidak serta-merta mereka diantar pulang. Belajar dari pengalaman sebelumnya saat erupsi 17 April, sebagian warga kembali pulang, lalu terjadi erupsi lagi di tanggal 30 April-nya, kami tidak ingin ini terulang kembali," tegas dia.
Abdul menerangkan pihaknya memutuskan untuk tidak mengevakuasi warga Tagulandang keluar dari pulau, sebanyak 9.000 - 12.000 orang.
"Jumlah total itu berlaku untuk jarak 7 km , nah sekarang karena radius sudah dikurangi menjadi 5 km artinya kami tidak melakukan evakuasi yang lebih masif karena jumlah lima ribu jiwa lebih itu sudah cukup," ungkap dia.
Berdasarkan data, jumlah warga Tagulandang yang berhasil dievakuasi ke luar pulau sampai dengan Minggu (5/5) sebanyak 5.849 orang.(ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News