Soal Cadar dan Celana Cingkrang, Sosiolog: Menteri Agama Konyol

03 November 2019 21:51

GenPI.co - Sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tamrin Amal Tomagola menilai wacana pelarangan pemakaian cadar dan celana cingkrang tidak relevan dengan sejarah Indonesia, melainkan budaya sekularisme barat.

Menurut Tamrin, aroma kebijakan oleh Menteri Agama RI Fachrul Razi itu sangat konyol.

"Jangan apriori orang pakai cadar dan celana cingkrang, oh, ini radikal, jangan. Jadi pakai simbol-simbol pakaian, itu enggak bagus dilarang. Jadi Menteri Agama kalau dia mau bikin aturan yang melarang orang pakai cadar dan celana cingkrang, itu konyol." kata Tamrin di kawasan Jakarta Pusat, Minggu (3/11).

BACA JUGA: Penerawangan Mbah Mijan: Barbie Kumalasari Tak Tahan Sendiri…

Menurut Tamrin, penggunaan cadar dan celana cingkrang memang disinggung dalam syariat Islam, terlepas dari kontroversialnya. Karena itu, melarang penggunaannya akan membawa kemarahan umat Muslim.

"Itu makin membuat umat Islam makin marah saya kira. Dan enggak bagus untuk kerukunan Nasional," jelas Tamrin.

Tamrin menjelaskan bahwa kerangka pikiran yang digunakan Menteri Agama dalam melarang penggunaan celana cingkrang dan cadar merupakan bagian dari sekularisme barat, khususnya Prancis.

BACA JUGA: Jika Kamu Merasa Kena Pelet, Ini 6 Jenis Tanaman Penangkalnya

Di Prancis, menurut Tamrin, antara Agama dan Negara harus dipisahkan. Setiap orang tidak boleh membawa atribut Agama dalam aktivitas bernegara.

"Karena Prancis punya pengalaman yang pahit dengan Agama Katolik di masa lampau sehingga sekularisasi itu muncul di Prancis. Maka dari itu Prancis menetapkan dengan tegas batas antara Agama dan Negara tidak boleh campur. Jadi orang pergi sekolah tidak boleh pakai pakaian-pakaian agama, seperti cadar atau jilbab," jelas dia.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co