ATTS 2019, GKR Hemas: Merangkul Perubahan, Menghormati Tradisi

05 November 2019 16:53

GenPI.co - Gusti Kanjeng Ratu Hemas mengatakan, tekstil tradisional merupakan jantung budaya Asia Tenggara.

Dia menyampaikan hal itu saat membuka 7th ASEAN Traditional Textile Symposium 2019 di Ballroom Kasultanan Ambarrukmo Hotel, Yogyakarta, Selasa (5/11).

“Merangkul Perubahan, Menghormati Tradisi karena mereka adalah perwujudan fisik dari kepercayaan, tradisi, estetika dan kemampuan artistik setiap masyarakat" terang GKR Hemas.

BACA JUGA: Kearifan Budaya Yogya Pukau Delegasi Simposium Tekstil ASEAN

Istri Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X itu menambahkan, Asia Tenggara merupakan bagian integral dari keberlangsungan tradisi.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan utama untuk merangkul perubahan  fisik teksil sebagai hasil dari transformasi.

Presiden TTASSEA G.K.B.R.A.A. Paku Alam berharap kain-kain tradisional, khususnya dari Yogyakarta, bisa berkembang dengan baik.

Dia mengaku tantangan yang mengadang sangat banyak. Salah satunya tekstil motif batik produksi pabrik yang terus bermunculan.

“Namun, kalau kita punya rasa cinta kepada Yogyakarta, monggo kita memakai batik yang batik, bukan tekstil,” ujarnya.

Simposium Tekstil Traditional ASEAN 2019 sendiri merupakan gelaran yang ketujuh.

BACA JUGA: Delegasi Simposium Tekstil ASEAN Senang Naik Andong di Yogya

Acara yang diinisiasi oleh Yayasan Traditional Textile Arts Society of South East Asia (TTASSEA) itu kali pertama digelar di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta, pada 6 Desember 2005. (*)
​​​​

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co