Di CNN, Arief Yahya Ungkap Capaian Pariwisata Indonesia

06 November 2018 07:14

Brand Wonderful Indonesia milik Kementerian Pariwisata makin kuat. Buktinya, World Travel and Tourism Council (WTTC) menempatkan pertumbuhan pariwisata Indonesia di peringkat sembilan.

Hal itu dikatakan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam sebuah wawancara dengan CNN, Senin (5/11) kemairn. Ia melanjutkan, peringkat dari WTTC turut mendongkrak National Brand Indonesia di level dunia. Brand equity Indonesia hampir USD 1 Triliun. Dan  pariwisata tampil sebagai penyumbang utama devisa, selain Trade dan Investment.

Namun, penghargaan dari WTTC bukan satu-satunya indikasi meningkatnya pariwisata Indonesia. Indikasi lainnya, adalah keberhasilan Wonderful Indonesia menempati peringkat 42 dunia versi WEF World Economic Forum, di Travel and Tourism Competitiveness Index.

Tidak itu saja, Indonesia masuk dalam daftar the fastest growing tourism industry. Oleh The Telegraph UK, pariwisata Indonesia ditempatkan di peringkat 20 besar.

“Tapi ada juga yang membuat bangga. Tahun 2016 Wonderful Indonesia mendapatkan 46 international awards, dari 22 negara. Tahun 2017, jumlah penghargaan bertambah menjadi 27 awards dari 13 negara. Sedangkan Tahun 2018, 30 awards dari 8 negara,” paparnya.

Semakin tingginya reputasi Wonderful Indonesia, berdampak sangat signifikan. Khususnya terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Tahun 2014, Indonesia dikunjungi 9.3 juta wisman. Jumlah ini meningkat tahun 2015, dengan 10,4 juta. Sementara tahun 2016, tercatat 12 juta wisatawan berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini kembali meningkat tahun 2017 dengan 14 juta. Diperkirakan 2018 julah itu akan menjadi 16.5 juta.

“Kuncinya, Digital Marketing dengan  platform yang sudah Look, Book, Pay. Lalu menggunakan teknologi CDM, diperkuat dengan Digital Media, Google, Baidu, Trip Advisor, Ctrip, dan lainnya,” terang mantan Dirut PT Telkom itu.

Kemepar juga meluncurkan Hot Deals, More For Less. Program ini sukses di Kepri (Batam-Bintan), dan sedang diterapkan di Jakarta dan Bali.

“Yang juga tidak kalah penting adalah Deregulasi, policy kemudahan untuk masuk ke Indonesia. Dengan Visa Free untuk 169 negara, ditambah pencabutan CAIT untuk Yachts, dan Cabotage untuk Criuse, wisman semakin banyak datang,” ungkapnya.

Kementerian Pariwisata terus bergerak. Termasuk pengembangan destinasi sebagai produk wisata.

“Kita meluncurkan 10 Bali Baru, 10 Destinasi Prioritas, dan menempatkan 4 super prioritas. Yang kita pilih menjadi destinasi super prioritas adalah Danau Toba, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo,” katanya.

Untuk mendukung destinasi-destinasi prioritas itu, Kementerian Pariwisata juga fokus pada pengembangan akses. Makin banyak bandara yang naik kelas menjadi international airport, seperti Silangit Danau Toba, dan Belitung. Kemenpar juga menginisiasi dan membangun LCT (Low Cost Terminal) di Soekarno Hatta.

“Yang terbaru, kita menyasar Millenials Market, dengan destinasi Nomadic Tourism. Indonesia sedang dibangun menjadi surganya Nomadic Tourism, yang menjadi impian anak-anak millenials. Produk Amenitasnya: Glamcamp, Caravan, Homepod. Produk aksesnya: Helicity, Life a board,” paparnya.

Arief Yahya menilai hal yang sangat penting adalah kebijakan Presiden Jokowi menempatkan pariwisata sebagai sektor prioritas. Kebijakan yang dilakukan selama 4 tahun terakhir.

“Dukungan Presiden Jokowi sangat nyata. Buktinya, beliau berkali-kali datang ke destinasi-destinasi dan event pariwisata. Hal ini menjadi dukungan nyata yang direspons positif wisatawan,” imbuhnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co