Pemenang Sayembara Kritik Revitalisasi Monas ala Gubernur Anies

GenPI.co - Gubernur Anies Baswedan seharusnya tidak perlu menebang pohon-pohon yang tumbuh di bagian selatan Monas.

Kritikan itu diungkapkan oleh Pemenang sayembara desain revitalisasi Monas, Deddy Wahjudi.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Penasaran, Ini Kehebatan Sukhoi Su-35 Rusia...

Menurut Deddy, bahwa dalam rancangan asli yang dia buat, plaza di sisi selatan Monas seharusnya dibangun di area perkerasan (area dengan berbagai lapisan seperti untuk jalan), bukan area yang ditumbuhi pepohonan.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Bakal Ditinggal Parpol Pendukung, Ini Analisisnya

"Namun, pada saat revitalisasi dilaksanakan, plaza itu dibangun lebih lebar, sehingga mengorbankan pohon-pohon yang tumbuh di sekitar area perkerasan itu," beber Deddy, Kamis (30/1).

Deddy mengaku dia dan timnya tidak dilibatkan saat pengembangan rancangan hasil sayembara dan eksekusi proyek tersebut.

BACA JUGA: China Makin Mencekam, Virus Corona Sudah Masuk Wilayah Suci Tibet

Menurut Deddy, bahwa ia melihat ada pelebaran sisi selatan yang mengakibatkan mungkin terkena pohon. 

"Kalau kami ada di sana, dalam pengambilan keputusan, bisa menyarankan bahwa biar saja plaza melebar, tapi pohon-pohonnya tetap dipertahankan. Karena semua kebijakan kami dalam desain itu adalah membangun yang baru di atas perkerasan yang sudah ada," ungkap Deddy.

BACA JUGA: Nasib Honorer K2 Lulus PPPK, Baca Berita Ini Langsung Semringah

Deddy menuturkan, karena dia dan timnya mengedepankan prinsip konservasi alam saat membuat rancangan untuk revitalisasi Monas. 
Prinsip itu harus dipraktikkan dalam dunia arsitektur.

"Dalam praktik arsitektur, kami selalu mengedepankan konservasi terhadap alam, jadi sebisa mungkin pohon itu dipertahankan," jelas Deddy.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Bahas Kontrak Sukhoi-35 Rusia, Amerika Ketar-ketir

Deddy mengharapkan Pemprov DKI Jakarta ke depannya lebih berhati-hati dalam mengerjakan revitalisasi Monas di sisi yang lainnya. 

"Mungkin timnya berbeda sehingga kontraktor melihat itu begitu saja, tutup mata, gitu, sehingga memang ya sayang saja, kami menyayangkan," pungkasnya.(ant)