Budaya Peranakan Nusantara Sajikan Cita Rasa Makanan Khas

05 Desember 2018 07:26

Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan budaya luar biasa, salah satunya adalah kebudayaan Peranakan yang datang dan berbaur di Nusantara sejak ratusan tahun yang lalu.

Inilah tiga tempat dimana kamu bisa merasakan sendiri nuansa budaya peranakan di Nusantara berikut ini. Rabu (05/11) :

1. Singkawang

Pada tahun 1740, Sultan Sambas mempekerjakan ribuan orang Tiong Hoa di tambang emas di Monterado, para pekerja yang baru datang akan transit di Singkawang sebelum bertolak menuju tambang, namun setelah kejayaan emas berlalu, kota Singkawang lebih berkembang dan Monterado berubah menjadi daerah pemukiman.

Singkawang memiliki Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang berusia sekitar 200 tahun dan merupakan vihara tertua di Singkawang, dilanjutkan dengan ke Rumah Marga Tjhia yang bentuknya masih sama seperti saat pertama kali dibangun 115 tahun yang lalu, disini jangan lupa mencicipi Choi Pan, makanan halal khas peranakan yang terbuat dari tepung beras yang diisi irisan bengkuang, udang, dan ayam yang dikukus.

Arsitektur bangunan di Kota Singkawang pun sangat terasa unsur peranakannya dan membuat kamu seperti sedang berada di Singapura atau Penang.

2. Lasem

Sekitar 500 tahun yang lalu warga Tionghoa dari Tiongkok mulai menetap di Lasem sebagai pedagang, kedatangan mereka dikaitkan dengan muhibah Laksamana Cheng Ho ke Nusantara.

Banyak terdapat bangunan bergaya arsitektur peranakan di Lasem sehingga membuatnya dijuluki ‘Beijing Kecil’. Kamu bisa mengunjungi Klenteng tertua di Lasem yaitu Klenteng Cua An Kiong, lalu jangan lupa ke kampung batik Karang Turi, tempat batik khas Lasem dengan warna-warna cerah khas peranakan dihasilkan, di Karang Turi ini juga tersedia makanan khas peranakan bernama Yopia, kue berkulit tipis dari terigu yang berisi gula jawa.

3. Palembang

Rahib asal Tiongkok pernah menetap di kota tua ini pada tahun 671 M, hingga kini budaya peranakan sangat terasa dalam budaya dan kuliner kota di tepi Sungai Musi ini. Singgahlah ke Kampung Kapitan tempat pemimpin masyarakat peranakan tinggal, sedikit ke barat terdapat pula rumah Ong Boen Tjit, seorang saudagar peranakan yang rumahnya masih terawat baik, di tempat ini jangan lupa untuk menyantap Mie Celor, kuliner lezat hasil akulturasi budaya peranakan dan melayu.

Mari syukuri kekayaan budaya nusantara dengan mengenali dan melestarikannya, traveling ketiga tempat di atas adalah salah satu caranya. Yuk!

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co