3 Respons Sinyal Tubuh Saat Jadi Korban Perselingkuhan

12 April 2020 21:50

GenPI.co - Kisah perjalanan cinta terkadang tak semulus seperti drama FTV dan kisah romantis lainnya. Ada saja kendala dan masalah yang sering terjadi dalam rumah tangga.

Masalah besar seperti perselingkuhan menjadi pokok utama sebuah akhir perpisahan dalam hubungan suami istri. 

Dampak yang terjadi pasca menjadi korban perselingkuhan, kondisi tubuh akan mengalami beberapa reaksi yang tidak terduga.

Berikut ini beberapa gangguan kesehatan dari dampak stres dan emosional seseorang menghadapi tekanan psikologis yang menyerang

1. Gangguan tidur

Kesedihan yang dirasakan setelah diselingkuhi oleh pasangan juga bisa memberi efek pada kebiasaan tidur. 

Ronald A. Alexander, seorang psikoterapis di California, mengatakan dalam wawancara dengan Huffington Post bahwa masalah seperti insomnia sering kali dialami oleh mereka yang baru putus dengan pasangan.

Rasa sedih akan memicu reaksi dalam otak dan saraf. Reaksi inilah yang akan membuat tubuh Anda mengalami sebuah keadaan bernama hyperarousal, di mana otak dan tubuh bekerja seolah-olah sedang dalam situasi waspada.

Keadaan tersebut juga akan membuat kamu semakin sulit untuk rileks dan memejamkan mata.

Terkadang, ingatan tentang hal yang tidak menyenangkan juga dapat muncul dalam mimpi dan membangunkan kamu dari tidur.

BACA JUGA : Jangan Kecolongan, Ini 6 Tanda Pasangan Mulai Selingkuh...

2. Nyeri di dada

Efek broken heart syndrom menjadi pemicu seseorang saat sedang tertekan. Penyakit tersebut adalah sebuah kondisi yang mirip dengan serangan jantung.

Bedanya, serangan jantung arteri pada jantung tetap dalam keadaan yang baik-baik saja dan tidak tersumbat.

Orang yang memiliki kondisi ini bisa memiliki risiko kematian lebih tinggi daripada orang yang hanya mengalami depresi atau hanya memiliki penyakit jantung.

BACA JUGA : Waspada... Ternyata 3 Zodiak Ini Gampang Banget Selingkuh

3. Migrain

Belum ada penyebab pasti apa yang membuat emosi dan migrain saling berhubungan satu sama lain. 

Namun, kemungkinan besar hal ini merupakan efek dari kadar hormon dan molekul dalam tubuh yang naik turun saat merasakan emosi yang intens, misalnya rasa sedih setelah diselingkuhi.

Perubahan hormon tersebut akan berujung pada tekanan di otak yang menyebabkan sakit kepala. 

Seringnya, migrain justru baru muncul setelah emosi tersebut mulai mereda, bukan saat tingkat stres sedang tinggi-tingginya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co