Maafkan, Kayla… Aku Tak Bisa Mengingkari Janji Padanya

30 April 2020 14:16

GenPI.co - Sebagai seorang pria satu- satunya yang ada di rumah, tentu aku harus bisa bertindak tegas dan bertanggung jawab menjaga Ibu dan adik perempuanku. 

Sebelum berpulang, ayah berpesan padaku untuk menjadi sosok pria tangguh dan dapat bertanggung jawab dengan ucapan.

"Denny, kalau ayah nanti enggak bisa angkat galon lagi untuk bantu ibu, minimal kamu bisa bantu angkatkan piring buat siapkan makanan di dapur dengan ibu," ucap ayahku lemas saat masih terbaring di tempat tidur rumah sakit.

"Iya ayah," jawabku sambil memegang tangannya

"Nanti, kalau Ayah pulang cukup larut malam karena kerja, tolong kamu yang antarkan adikmu untuk les sore ya," kata Ayah sambil mengelus kepalaku.

"Baik ayah, tapi kalau aku semua yang melakukan itu, terus Ayah ngapain?," tanyaku sambil menatap wajah ayah.

"Ayah kan harus istirahat nak, jadi kamu harus bisa gantiin ayah buat temani ibu dan jaga adikmu ya," jawab ayah sambil melihatku dengan tersenyum.
"Iya Ayah tapi ayah harus cepat sembuh ya," ucapku

"Ayah pasti sembuh nak, jangan khawatirkan ayah," ucap Ayah untuk terakhir kalinya.

Pada malam itu, dokter memberitahu kepada keluarga kecil kami bahwa Ayah tidak sakit lagi. Ayah sudah kembali ke surga. 

Hari itu aku tidak dapat menangis lagi, seakan sudah dapat benar- benar menerima bahwa Ayah akan pergi semenjak pembicaraan terakhir kami.

Tidak menangis bukan berarti aku tidak merasakan sedih kehilangan sosok ayah. 

Aku telah berjanji pada ayah untuk menjaga ibu dan adik perempuanku. Itu lah pesan terakhir ayah padaku. 

Kehilangan ayah saat masih menduduki bangku sekolah kelas 6 cukup berat, tapi aku tetap berjuang untuk ujianku.

Waktu pun berlalu begitu cepat, tak disangka aku sudah berada di bangku kuliah. Terus mengejar pendidikan, agar dapat membuat ibu bangga. 

Walau begitu bukan berarti aku tidak pernah jatuh cinta pada lawan jenis. Namanya Kayla, sosok wanita cantik yang sangat aku kagumi. 

Ia satu kelas denganku, sama- sama mengambil teknik kimia, sehingga tidak terlalu sulit untuk dapat mencuri pandang paras wajahnya.

Tak aku sangka, rupanya Kayla juga memiliki perasaan yang sama denganku. Kami pun menjalin hubungan selama menduduki bangku kuliah. 

Tidak seperti pasangan pada umumnya, kami tidak terlalu banyak menghabiskan waktu berkencan berdua. Saat mengerjakan tugas bersama, rasanya itu lebih dari cukup. 

Dia sangat mengerti aku, begitu juga aku yang berusaha tidak akan menganggu apa yang ingin menjadi tujuan hidupnya yakni menjadi pencipta parfum.

Aku dah Kayla lulus bersama. Karena kerja kerasnya ia berhasil diterima di salah satu perusahaan parfum ternama di London, sehingga kami terpaksa menjalani hubungan jarak jauh. 

Suatu hari Kayla pulang ke Indonesia setelah 1 tahun kami menjalani hubungan LDR.

"I miss you so much my Denny!, aku nggak sabar mau ketemu kamu weekend nanti," ucap Kayla di telepon.

"Miss you more la, dandan yang cantik ya. Bikin aku pangling sudah lama tak ketemu kamu," jawabku menggoda kekasihku.

"Pasti dong sayang! see you aku masih harus cek laporan nih, bye," kata Kayla

"Bye, hubungi aku lagi kalau kamu udah nggak sibuk," ucapku untuk mengakhiri telepon.

Hari yang kami tunggu- tunggu pun tiba. Aku bertemu dengan Kayla dia sangat cantik dengan menggunakan baju berwarna hitam dan parfum kesukaanya aroma vanila. 

Walau setahun kami dipisahkan rasanya bagiku tidak pernah merasa jauh dengan wanita pujaan hatiku ini. 

"Sudah lama banget ya la, kamu happy di sana," tanyaku pada Kayla.

"Banget banget dennn, happy dong tapi rencananya tahun ini aku mau memutuskan untuk resign dan kerja di Indonesia saja," jawab Kayla bersemangat.

"Loh kenapa? bukannya karir kamu lagi up banget disana? what's wrong?," tanyaku bingung sambil memegang tangan Kayla.

"No prob, aku memang happy di sana tapi aku pasti akan merasa lebih happy kalau di sini. Ada orang tua aku, kamu dan masa depan kita," jawab Kalya dengan semakin erat memegang tanganku.

"OMG baby, kamu enggak harus melakukan itu, by the way happy anniversary my love," ucapku sambil memberikan sebuah kotak perhiasan berwarna merah kehadapan Kayla.

"Ah Den apa ini? this is serious for me?," tanya Kayla sambil berkaca- kaca.

"Just you and only you, Kayla," jawabku menatap matanya.

Ring…,suara nada telepon berbunyi

"Sebentar ya, la," ucapku permisi padanya untuk mengangkat telepon

"Siapa Den?," tanya Kayla setelah aku menjawab telepon

"Oliv, dia minta tolong aku untuk anterin ke airport, sorry la kayaknya aku harus pergi," ucapku pada Kayla

"Yang benar aja Den, dia udah besar. Masa masih harus kamu juga yang anterin dia emangnya nggak ada taksi, ini momen special buat kita loh. Masa kamu mau pergi ninggalin aku gitu saja," ucap Kayla

"Ya abis anterin Oliv kan aku bisa balik lagi, kamu tunggu aja dulu sebentar di sini," ucapku berusaha menenangkan oliv

"Kamu bahkan belum bilang sesuatu sama Den," ucap Kayla

"Apa lagi aku hari ini enggak lupa untuk ucapin anniv kita," jawabku dengan nada mulai naik

"Hah? terus ini maksudnya apa?" ucap Kayla sambil membuka kotak perhiasan dan menunjukannya padaku.

"Anting, ya itu aniv dari aku untuk kamu," jawabku dengan wajah datar

"Apa? anting? bukan ini yang aku mau De, 5 tahun kita pacaran mau sampai kapan kita begini terus. Kamu terus mementingkan ibu dan adik kamu," ucap Kayla dengan nada tinggi dan mata yang berkaca- kaca

Malam itu aku tidak ingin berdebat dengan Kayla, karena memutuskan meninggalkan dia untuk mengantar Oliv adiku ke bandara. 

Tiga hari setelah kejadian tersebut aku tidak berkomunikasi dengan Kayla. Aku merasa sakit hati, kata- kata tersebut terucap dari bibirnya.

Hatiku yang tidak bisa menahan amarah, akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Kayla secara sepihak. 

Dia tidak salah, aku lah yang keterlaluan tidak dapat lagi menahan diri bila ada permintaan sekecil apa pun dari Ibu dan adikku bila membutuhkan bantuan dariku.

Aku hanya berusaha menjadi sosok yang menepati janji pada ayah. Namun, saat aku berusaha melakukan hal tersebut, ada hati lain yang sangat kucintai menjadi kecewa. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co