Bandara Bali Utara Start 2020

01 Januari 2019 21:33

Akses udara Bali semakin luas. Bandara Bali Utara akan dibangun Tahap awal persiapan pembangunan Bandara Bali Utara sudah lewati. Rencana induk, pemilihan lokasi, dan perencanaan pengembangannya selesai dilakukan.

Bandara baru ini akan dibangun 2020. Lokasinya berada di wilayah Kubutambahan dengan luas areal 400 hektar.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Polana Banguningsih Pramesti mengatakan, lahan sudah clear. “Proses pembangungan Bandara Bali Utara dimulai tahun depan. Proses awal sudah selesai. Lahannya juga sudah clear. Sebagian besar merupakan tanah adat. Tapi, pemerintah daerah sudah menjamin tidak adanya sengketa,” ungkap Polana, kemarin.

Dipilihnya area Bali Utara untuk mengembangkan bandara baru ini atas berbagai pertimbangan. Adanya pemerataan dan keseimbangan ekonomi antara Bali Utara dengan Bali Selatan. Pemilihan di kawasan utara juga sebagai solusi untuk mengurai kepadatan arus masuk melalui Bandara Ngurah Rai. Lebih penting, kawasan utara solusi mitigasi bencana alam khususnya menghadapi erupsi Gunung Agung.

“Lokasi Bandara Bali Utara ini sangat bagus. Kami juga senang karena tidak ada kendala dan tekanan sosial di sana. Jumlah tempat sucinya relatif sedikit sehingga tidak banyak aktivitas masyarakat di sana,” terangnya lagi.

Pembangunan Bandara Bali Utara diprediksi akan mewujudkan Pulau Dewata sebagai Tourism Transit or Hub. Posisi wilayah ini akan melayani rute internasional dan domestik. Rute mancanegara menjadi penghubung Asia dengan Australia dan Selandia Baru. Untuk domestik, menjadi jembatan bagi wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.

“Secara geografis, posisinya sangat strategis. Dari sisi operasional dan teknis juga bagus,” ujar Polana

Nantinya, zona utara ini bisa memfasilitasi MRO (Maintenance, Repair, Overhaul) bagi maskapai dengan rute Indonesia bagian timur. Dikembangkan melalui konsep Low Lost Carrier Terminal (LCCT), bandara baru ini akan dilengkapi 2 runway. Sisi utara runway berukuran 3.600x60 meter, lalu 3.250x60 meter di bagian selatannya. Nantinya bandara ini bisa didarati pesawat jenis Boeing 777-300ER atau Airbus A380.

“Untuk mendukung optimalisasi antar kawasan, nanti dibutuhkan akses short cut. Hal ini tentu untuk memudahkan mobilitas wisatawan. Kalau kondisi ini dipenuhi, keseimbangan wilayah selatan dan utara Bali akan tercapai,” jelas Polana lagi.

Kawasan Bali Utara dan Selatan akan dihubungkan dengan jalan tol. Poros Tol Bali Utara-Selatan akan menghubungkan Buleleng dan Denpasar. Ruas tersebut nantinya akan dilengkapi dengan short cut dan dimulai dari Desa Pegayaman. Poros ini ditargetkan selesai di tahun 2021. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co