Nandur Bareng, Upaya Meyelematkan Ekosistem Argo Pathuk

06 Januari 2019 21:13

Kawanan, Lembaga penerbitan Mahasiswa Dimensi IAIN Tulungagung, Taman Baca Masyarakat "Leshutama", Komunitas Kerukunan Umat Beragama sampai beberapa komunitas motor. Mereka larut dalam agenda rutin tahunan  tandir (tanam) pohon di kawasan itu.

Abdul Mukhosis, mengatakan kegiatan itu adalah seremoni. Pasalnya, kegiatan tanam pohon di Argo Pathuk tak hanya dilakukan setahun sekali saja. Kegiatan yang dilakukan hari ini lebih kepada sebuah proses branding kawasan wisata edukasi  Argo Pathuk semakin dikenal luas.

"Agenda ini lebih pada seremoni untuk memperingati agenda tahunan dikawasan lereng Argo Pathuk sendiri yang telah masuk tahun ke-4" jelas Mukhosis yang juga penggagas pengelolaan kawasan Argo Pathuk.

Argo Pathuk sendiri merupakan sebuah kawasan observasi hutan yang menjadi akses utama menuju komplek kawasan wisata Candi Dadi. Sebuah prasasti besar yang sampai hari ini masih kokoh berdiri diatas salah satu bukit disusun Kedungjalin, desa Junjung, kecamatan Sumbergempol, kabupaten Tulungagung.

Prasasti yang belum diketahui sejarah jelas alasan pendirianya tersebut, tidak berdiri sendiri. Kawasan Argo Pathuk juga dikelilingi beberapa prasasti lain. Di antaranya adalah Lumpang Naga, Candi Bubra, Candi Urug, sampai situs Sumber Urip yang disekitarnya terdapat situs Goa Kodok.

Disinggung tentang potensi wisata kawasan tersebut, Mukhosis engakui jika konsentrasi dari kawasan Argo Pathuk adalah lebih tertuju isu lingkungan. Dengan tujuan pelestarian alam, seluruh pengurus kawasan tersebut berupaya agar proses penghijauan sekaligus terjaganya kealamian sumber air setempat.

Jauh sebelum dikelola, kawasan Argo Pathuk pernah terjadi pembalakan liar besar-besaran. Akibat aktvitas ilegal tersebut, ekosistem alam terganggu dan mengurangi populisasi kera yang menghuni kawasana itu.

Kawanan kera pun turun hingga pemukiman tersebut dan menjadi hama bagi tanaman pertanian warga yang sekitar.

"Banyak orang yang menjadi penikmat alam, namun tidak banyak dari mereka yang mau tumbuh dengan alam. Buktinya masih seringnya mereka membuang sampah plastik sampai hari ini terbukti menimbulkan banyak masalah pada lingkungan sekitar. Harusnya jika mereka mencintai alam, maka seharusnya mereka pun tak hanya menikmati alam, melainkan juga melakukan penghijauan terhadap alam agar keindahanya dapat terus dinikmati," imbuh Mukhosis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co