Celah Gorontalo Mengalirkan Air Tawar ke Teluk Tomini

15 Januari 2019 08:09

Muara  sungai yang diapit perbukitan kapur adalah pelabuhan yang ramai sejak masa kerajaan. Dari muara ini hilir mudik kapal tradisional bertiang layar ganda milik pedagang yang membawa hasil bumi Gorontalo dan menukarnya dengan kain atau barang lain dari luar daerah.

Dinding kapur di sisi barat adalah Gunung Hulapa Daa dan Gunung Dulomo, sementara di sisi timurnya berdiri Gunung Dumbo dan Gunung Tamuyo Kiki. Keempatnya seperti gerbang kokoh yang menjaga negeri ini hinggat sekarang.

Dari kedua  dinding alam ini muara sungai mengalirkan air dari pegunungan dan lembah Gorontalo yang luas. Sehingga muara sungai ini adalah satu-satunya celah tempat mengalirnya air tawar ke Teluk Tomini. Inilah Celah Gorontalo yang indah dan legendaris.

Baca juga: Wisata Eksplor Hutan Bakau di Pesisir Utara Teluk Tomini

Celah Gorontalo ini adalah muara sungai besar, Bone dan Bolango serta sebuah sungai kecil, Polanggua, yang tidak lain adalah parit tua berumur ratusan tahun yang dibangun masa kerajaan Gorontalo saat Sultan Botutihe memerintah. Sepanjang sejarah, Celah Gorontalo ini berperan penting dalam lalu lintas perdagangan di kawasan utara dan tengah Pulau Sulawesi. Hingga menjadikan Negeri Gorontalo dikenal sebagai daerah besar di kawasan ini hingga sekarang.

“Kota Gorontalo adalah kota paling besar di pesisir Teluk Tomini yang mencakup wilayah selatan Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo  dan wilayah utara Provinsi Sulawesi Tengah,” kata Siti Rohana Lakadjo, warga Kota Gorontalo yang lahir besar di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, Selasa (15/1).

Banyak kota-kota satelit yang bertebaran di pesisir Teluk Tomini, selalu terdapat orang Gorontalo. Ini menandakan pengaruh Gorontalo sangat kuat pada masanya. “Sebelum masuk Celah Gorontalo, di sisi timur terdapat mercusuar putih yang berdiri megah di atas bukit.Ini bangunan baru yang menggantikan mercusuar  lama yang dibangun Pemerintah Hindia Belanda abad XIX,” papar Siti Rohana Lakadjo.

Tidak jauh dari mercusuar, terdapat bangunan lingkaran putih dan berbendera putih pula. Inilah makam Ta Ilayabe, salah satu tokoh Kerajaan Gorontalo semasa kejayaan kerajaan Ternate. Tokoh ini menjadi penghubung (diplomat) dua kerajaan ini.

Makam tua ini selalu dikunjungi wisatawan untuk berziarah sambil menikmati keindahan Celah Gorontalo dari atas perbukitan kapur. Lalu lalang kapal barang dan perahu nelayan menghiasi celah Gorontalo. Pelabuhan barang di sisi timur, pelabuhan pendaratan ikan dan tambatan tanker di sisi barat.

Jika perjalanan di atas perahu diteruskan, yang dijumpai pertama adalah mulut Sungai Bolango yang dalam di sebelah kiri atau bagian barat, lalu ada mulut Sungai Polanggua yang mungil dan sisi timurnya adalah mulut Sungai Bone yang lebar.

Saat berada di tengah Celah Gorontalo ini, angin laut yang bertiup dari Teluk Tomini terasa segar dan bertiup kencang, apalagi  saat musim timur pada bulan Juli-September. Celah ini seakan menjadi terowongan angin yang akan menyapa Kota Gorontalo.

Celah Gorontalo memang indah, juga sangat istimewa!



Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co