Cuma Bu Risma dan Pak Anies yang Waras, Lainnya Kayak Lintah

GenPI.co - Koordinator Wilayah Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Jawa Timur Eko Mardiono memuji Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut Eko, Risma dan Anies bisa memberikan gaji yang layak kepada para honorer k2.

BACA JUGA: Susi Unggul 4,5 Persen dari Anies Baswedan, Risma Kalah Jauh

“Hanya Bu Risma dan Pak Anies yang masih waras. Honorer di Surabaya dan Jakarta gajinya sangat manusiawi,” kata Eko, Jumat (26/6).

Dia menambahkan, nasib honorer K2 di Surabaya dan Jakarta berbanding terbalik dengan daerah lain.

“Kasihan yang lain, gajinya jauh di bawah standar UMR," tutur Eko.

Eko menambahkan, Risma dan Anies bisa memanusiakan para honorer K2 di daerah yang dipimpinnya.

"Kepala daerah lain kayak lintah. Honorer kerja rodi tanpa diberikan gaji layak," ucap Eko.

Menurut Eko, PNS yang sudah sejahtera masih meminta kenaikan tunjangan kinerja.

Honorer K2 pun melakukan hal yang sama. Namun, keinginan para honorer K2 selalu kandas.

“Honorer minta gaji setara UMR saja sampai rambut beruban belum pernah keturutan,” imbuh Eko.

Eko pun menyindir para PNS yang merasa masih kekurangan sehingga meminta kenaikan gaji dan tunjangan.

"Mereka itu PNS tetap tidak ubahnya seperti honorer yang selalu menuntut kesejahteraan. Apa tidak malu kepada honorer?” sambung Eko.

Eko pun lantas membandingkan nasib para PNS dan honorer K2 yang sangat bertolak belakang.

“Honorer K2 sudah kerja belasan hingga puluhan tahun, tetapi kesejahteraan bak bumi dan langit jika dibandingkan PNS," ujar Eko.

Eko juga menilai pemerintah hanya mementingkan nasib para PNS, sedangkan honorer K2 diabaikan.

"Kenapa, sih, yang dibahas cuma usulan kenaikan tunjangan kinerja PNS?” ujar Eko.

Eko pun mempertanyakan perhatian MenPAN-RB Tjahjo Kumolo terhadap nasib honorer K2.

BACA JUGA: Anies Baswedan 20,1 Persen, RK 15,4 Persen, Risma 14,7 Persen

“Kok enggak ngomong gaji honorer K2? Apa MenPAN-RB enggak tahu kalau gaji honorer K2 sangat kecil?” kata Eko. (esy/jpnn)