Cerita Horor: Kotak Musik Itu Bisa Mengabulkan Permintaanku

10 Juli 2020 07:40

GenPI.co - Namaku Nadia, menjadi seorang balerina adalah impianku sejak kecil. Memang tarian ini tidak terlalu terkenal di Indonesia. 

Namun, terinspirasi dari kartun kesukaanku, barbie 12 dancing princesses, aku ingin menjadi seperti mereka.

BACA JUGA: Lemon Campur Bawang Putih Ternyata Khasiatnya Dahsyat Banget

Sangat jelas dalam ingatanku, terdapat para putri yang cantik dan anggun menari dengan bebasnya. Aku ingin menjadi seperti mereka, dengan tarian tampak gemulai membuka duniaku yang baru. 

Berbagai cara aku coba pelajari, mulai dari membaca buku, melihat tutorial latihan di YouTube, hingga mengikuti kursus balet.

Usaha keras yang kulakukan membawakan hasil, kini aku bisa menari dan bisa melangkah dengan anggunnya. Selama proses latihan bertahun-tahun inilah hal yang tidak pernah diketahui banyak. 

BACA JUGAIndonesia Akan Redenominasi Mata Uang, Ini Penampakan Rp 1

Bahwa, menjadi seorang balerina itu perlu memiliki kekuatan fisik dan kerja keras yang ekstra. Daya tahan yang kuat dan kelenturan adalah kunci utama.  

Selain harus bergerak mengikuti irama yang cepat dan lambat secara mendadak. Kaki harus berlatih on point di mana menopang berat badan dengan tumpuan ujung jempol kaki. Semua proses yang panjang telah aku lalui, sampai aku berhasil ada di tahap ini.

"Nadia! semangat ya lo pasti bisa," ucap Jenny, sahabatku.

"Lakukan yang terbaik ya nak, ibu yakin kamu pasti bisa," kata ibu sambil menatapku penuh harapan.

BACA JUGA: Meski Terkenal Sombong, 3 Zodiak Selalu Hoki dan Banjir Rezeki

Masih banyak ucapan selamat dari keluarga, sahabat dan teman-temanku. Tapi kali ini aku tidak dapat berhenti merasa gelisah. 

Bahkan, ruangan dingin dengan AC pun gagal menyejukan kulitku yang terus berkeringat. Untuk menenangkan diri, aku menyisir rambutku yang panjang secara perlahan, sambil terus melihat cermin.

Suara ramai dipanggung utama membuat pikiranku makin tak menentu. Mendadak aku berpikir, impianku sejak kecil rasanya tak setakut ini. 
Akupun kembali mempersiapkan diri dan mengikat rambutku. Saat mengambil ikat rambut pada laci, aku melihat sebuah kotak musik cantik berwarna merah kehitaman.

BACA JUGA: Bak Malaikat Penolong, 5 Zodiak Rela Berkorban Tanpa Pamrih

Pada bagian tutup kotak, terdapat tulisan 'Open music box and make a wish'. Tanpa memikirkan hal apapun, aku membuka kotak musik tersebut. 
Sangat jelas kotak ini memainkan instrumen Für Elise, Beethoven. Terdapat seorang balerina dengan baju putih terus menari seiringan dengan musik yang terus berputar.

Bibirku yang pucat mulai kembali berwarna merah muda, menandakan adanya perasaan tenang dengan hal tersebut. Sudah berkali-kali musik tersebut diulang, sepintas aku berpikir, tak ada salahnya untuk mengucapkan harapan bukan?

"Aku berharap dapat tampil dengan luar biasa dipanggung malam ini, agar selalu ada mata yang memandangku seorang balerina yang cantik, walau ini adalah penampilan terakhirku," ucapku dalam hati sambil menutup kotak musik tersebut dan kembali menyimpan dalam laci.

Saatnya aku tampil. Memasang telinga untuk peka akan musik, aku juga menari dengan penuh energik. Menari dengan gerakan lentur dan melompat ke sana ke mari. Suasana teater pun sangat hening, dengan penuh rasa percaya diri, semua mata saat itu tertuju padaku hingga akhir penampilan soloku.

Saat memberikan salam pada semuanya, aku melihat semua orang bertepuk tangan kagum akan penampilan yang aku berikan. Namun, saat melihat salah satu penonton berpenampilan seperti balerina lengkap dengan bajunya tersenyum padaku, aku terkejut. Sebab, sepertinya wanita ini tak asing bagiku.

Dengan posisi berjalan keluar, aku tetap menggunakan tumpuan jempol kaki saat berjalan menuju belakang panggung. Mendadak aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Rasanya kakiku sangat sakit, akupun meminta pertolongan siapapun di sekitarku untuk membantu.

Aku segera dibawa menuju ruang make up. Terdapat seorang dokter langsung memeriksa kondisiku saat itu. Ia mengatakan aku tak bisa lagi menari, karena tulang kakiku sudah retak cukup parah. 

Mengetahui hal tersebut aku hanya bisa menangis. Mengapa ini menjadi penampilan terakhirku?

Saat berusaha menenangkan diri, aku melihat ke arah sebelah kiriku pada kursi yang aku duduki sebelum pentas. Di atas meja, terdapat kotak musik yang aku liat tadi, tutupnya terbuka. Namun, tak bersuara lagi dan balerina pun berhenti menari.

Melihat hal tersebut, bulu kudukku mendadak berdiri dengan cepat. Apa kotak ini mengabulkan permintaan konyolku?(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co