Pasar Djadoel di Lereng Gunung Merapi, Mata Uang Rupiah Tak Berlaku

28 Januari 2019 11:51

Pasar kuliner yang menyajikan nuansa lawas atau djadoel untuk pertama kalinya digelar di puncak Gununggono, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Minggu (27/01). Pasar dengan konsep yang unik, langsung dibanjiri warga. Di pasar ini, pengunnjung bisa bernostalgian dengan kuliner lembah merapi pada zaman dahulu, sambil menikmati panorama Gunung Merapi dan Merbabu.

Kepala Desa Banyubiru, Wintoro menjelaskan bahawa konsep pasar djadoel ini merupakan ide warga lembah merapi.  “Pasar-pasar ini adalah ide masyarakat melalui pemerintah desa, kita hidupkan kembali sekaligus meningkatkan wisata di Banyubiru yang kedepan pastinya akan membantu meningkatkan perekonomian warga,” ujar Wintoro.

Para pedagang di pasar djadoel merupakan warga Desa Banyubiru ini memang di konsep ala masyarakat Jawa Zaman dulu. Semuanya menggunakan kebaya berbaluk dengan jarit klasik. Suasana lawas makin terasa dengan ornamen tradisional yang menghiasi berbagai sudut pasar tersebut.

Baca Juga: Pasar Ikan Modern Muara Baru akan Jadi Destinasi Wisata Pesisir Baru di Jakarta Utara

Wintoro mengatakan bahwa saat memasuki pasar djadoel, pengunjung akan merasa kembali ke masa lalu. Pengunjung juga akan disambut ramah oleh lara pedagang dengan bahasa Jawa. Dan yang tak kalah unik, pasar ini hanya menerima mata uang khusus dalam transaksinya.

“Di pasar ini, mata uang rupiah tidak berlaku untuk membeli kuliner yang dijajakan, Mereka menggunakan mata uang khusus yang dinamakan 'Dhono. Dhono ini setara dengan Rp 2 ribu yang dapat dibelanjakan makanan yang ditawarkan di sini,” ungkap Wintoro.

Di Pasar Djadoel, pengunjung dapat menikmati berbagai jenis kuliner tempo dulu seperti Sengkulun, Kluban, Buntil, Sego Jagung, sampai berbagai macam olahan ketela Gethuk dan kawan-kawannya. Selain itu ada juga minuman tradisional, seperri wedang uwuh, wedang jahe, dawet ayu dan penganan djadoel.

Area pasar djadoel ini cukup luas, terdiri dari area jajanan kuliner, permainan anak, taman serta area camping ground yang langsung menghadap ke dua gunung besar itu yakni Merapi dan Merbabu. Wintoro mengatakan bahwa pasar tersebut akan dibuka setiap hari Minggu.

“Rencana pasar ini akan buka pada tiap Minggu, dengan setiap setelah pasaran akan ada evaluasi untuk membuat konsep pembeda setiap ajang pasar buka. Pada pembukaan awal ini baru 27 lapak pedagang menggunakan amben (tempat duduk bamboo lebar jaman dahulu), dan kedepan akan terus bertambah banyak dengan jenis kuliner setiap lapak berbeda,” paparnya.

Di pekan pertamanya, pasar djadoel dihadiri sekitar 3.000 pengunjung yang datang dari Magelang dan luar daerah seperti Pekalongan, Yogyakarta, Tegal  dan daerah lainnya. 

“Saya tidak menyangka juga pada awal pembukaan ini pengunjung luar kota sudah banyak, tentunya ini akan menjadikan motivasi bagi masyarakat khususnya pedagang yang ada di pasar ini. Saya berharapan keberadaan pasar ini mampu menambah warna baru Pariwisata di Magelang,” pungkasnya.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Yasserina Rawie

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co