GenPI.co - Ketua Pusat Bahasa Isyarat Indonesia Laura Lesmana Wijaya mengatakan, dalam proses pemahaman bahasa isyarat diperlukan waktu belajar yang terus menerus. Hal itu disampaikan Laura saat berdialog di Graha BNPB, Jakarta, Sabtu, (8/8).
“Di dalam proses pemahamannya itu butuh waktu yang terus menerus, nggak berarti dalam sehari dua hari kita menjadi mahir berbahasa isyarat,” ujar Laura.
BACA JUGA: Grace Natalie Bahagia, Elektabilitas PSI Meroket
Laura mengatakan, untuk mengasah kemampuan bahasa isyarat, masyarakat bisa belajar terus menerus bersama guru tuli.
“Strateginya, misal untuk orang tua yang mendengar belajar bahasa isyarat, bertemu dengan guru tuli terus menerus secara rutin itu akan meningkatkan kapasitas atau kemahiran mereka dalam berbahasa isyarat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Laura menyarankan orang tua atau masyarakat lainnya yang ingin memahami bahasa isyarat untuk mengambil kelas.
Selain itu, untuk meningkatkan kemahiran berbahasa isyarat, diperlukan komunikasi atau praktik langsung berkomunikasi dengan teman tuli.
“Praktik langsung misalnya abjad A sampai Z dan menggunakannya di rumah dengan anak yang menyandang tuli sambil mengajarkan menulis, ini termasuk literasi juga.” jelasnya.
"Jadi misalnya kita mengajarkan abjad jari A seperti apa, lalu hurufnya seperti apa. Lalu kita meminta anak kita untuk menulis di kertas A itu bagaimana. Itu menjadi sebuah proses belajar bersama," imbuhnya.
Setelah itu, pembelajaran bisa dilanjutkan dengan menerapkan angka satuan dari satu sampai sepuluh.
BACA JUGA: Presiden Jokowi Terlihat Gagah Pakai Busana Adat Sabu
"Hal-hal yang mendasar, itupun akhirnya akan membantu membuka komunikasi antara orangtua dan anak-anak. Lakukan setiap hari dan mungkin dalam 3 bulan itu dapat meningkatkan kemahiran,” jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News