Menguak Fakta Peristiwa Rengasdengklok yang Jarang Diketahui

17 Agustus 2020 10:40

GenPI.co - Menyebut nama Rengasdengklok selalu erat kaitannya dengan detik-detik kemerdekaan RI. Ini merupakan nama sebuah kecamatan di pesisir Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

Lalu bagaimana nilai sejarah yang belum banyak diketahui dari Rengasdengklok?

BACA JUGAMermaid Show Ikut Meriahkan HUT ke-75 RI di Jakarta Aquarium

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini ada beberapa fakta yang belum diketahui oleh warga Indonesia tentang peristiwa Rengasdengklok. Yuk simak!

1. Peristiwa ‘Penculikan’ Soekarno-Hatta dan Detik-detik Proklamasi

Pada 16 Agustus 1945, dini hari sekelompok pemuda yang terdiri dari Chaerul Saleh, Sukarni dan Wikana serta rekan-rekannya melakukan ‘penculikan’ Soekarno dan Hatta.

Karena menilai para seniornya itu lambat untuk menyatakan kemerdekaan Indonesia.

Mereka memilih Rengasdengklok karena lokasi yang berjarak sekitar 81 kilometer dari Jakarta itu jauh dari jangkauan pengawasan tentara Jepang.

Peristiwa yang kemudian dianggap sebagai ‘pengamanan tokoh’ tersebut bertujuan agar kedua tokoh Proklamator RI tersebut jauh dari Jepang dan melakukan tugas mereka untuk segera memproklamirkan kemerdekaan.

Setelah beristirahat di rumah tersebut sampai 16 Agustus malam, Soekarno- Hatta akhirnya "ditemukan" oleh Ahmad Subardjo dan Soediro, kemudian dibawa kembali ke Jakarta.

Sesampainya di Jakarta, Sukarno dan Hatta yang masih didampingi tokoh pemuda Sukarni menuju beberapa tempat.

Akhirnya sampai di rumah Laksamana Maeda di Jl. Imam Bonjol, yang sekarang menjadi Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Tanggal 17 Agustus 1945 teks proklamasi dibacakan oleh Soekarno.

2. Tempat Perumusan Teks Proklamasi

Mengutip rappler.com, detik-detik sebelum teks proklamasi diketik oleh Sayuti Melik di rumah Laksamana Maeda, Bung Karno diketahui lebih dulu merumuskan proklamasi di rumah Rengasdengklok.

Hal tersebut diketahui selepas Bung Karno kembali ke Jakarta, terdapat beberapa robekan kertas yang sepertinya ia gunakan dalam menyusun konsep proklamasi. 

Namun, karena khawatir jika jejak dari kedua proklamator tersebut akan diendus oleh tentara Jepang, maka robekan kertas tersebut kemudian dibakar untuk menghilangkan jejak.

3. Rumah Rengasdengklok Milik Seorang Tentara PETA

Saat peristiwa itu, Soekarno-Hatta singgah di sebuah rumah milik keturunan Tionghoa, Djiauw Kie Siong, yang juga salah seorang dari pasukan Pembela Tanah Air (PETA). 

Rumah hijau yang semula berada di pinggiran Sungai Citarum dipindahkan di lokasi yang berjarak sekitar 150 meter dari tempat asli di Kampung Bojong, Rengasdengklok, pada 1957.

Hal itu dilakukan karena adanya luapan lumpur dan erosi sehingga Bung Karno memerintahkan agar rumah Rengasdengklok ini dipindahkan. 

Kini, bangunan bersejarah tersebut terletak di RT 1 RW 9 Kampung Kalijaya, Rengasdengklok Kabupaten Karawang, belakang tugu proklamasi.

Dilansir dari BBC Indonesia, menurut cucu Kie Siong, Djiauw Kim Moy, bangunan rumah dan bagian ruang tamu masih asli termasuk juga lantai ubin berwarna terakota yang biasa digunakan untuk rumah keturunan Tionghoa.

Dua kamar yang sempat digunakan Soekarno dan Hatta juga masih dipertahankan bentuk aslinya

 Bahkan ranjang tua dari kayu jati pun masih ada di kamar yang sempat digunakan Bung Hatta untuk beristirahat.

"Ini ranjang masih asli, tetapi di kamar Bung Karno bukan, karena yang asli telah dibawa ke museum di Bandung," ucap Kim Moy.

Di ruang tamu dipajang sejumlah foto Soekarno dan Kie Siong, termasuk juga foto Megawati dan Joko Widodo, presiden Indonesia saat ini, yang sempat berkunjung ke rumah tersebut.

BACA JUGASpesial HUT RI ke-75, Starbucks Hadirkan Kopi Khas Kearifan Lokal

Rengasdengklok berjarak sekitar 15 kilometer dari jalan utama, yang termasuk bagian dari jalur pantura. Bahkan saat ini pun perjalanan ke rumah Djiauw Kie Siong pun masih terasa jauh dan agak terpencil.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co