Napak Tilas Gedung Joang 45, Saksi Bisu Perjuangan Pemuda Menteng

17 Agustus 2020 16:18

GenPI.co - Salah satu bangunan bersejarah dari kemerdakaan RI adalah Gedung Joang 45. Bangunan peninggalan Belanda ini tereletak di kawasan jalan raya Menteng, Jakarta Pusat. 

Sekilas terlihat seperti gedung sejarah lainnya yang lekat dengan tiang-tiang yang kokoh.

Pada masa Hindia Belanda gedung yang dibangun pada tahun 1938 oleh seorang pengusaha ini difungsikan sebagai hotel namanya Hotel Schomper. 

Lantas setelah Belanda kalah dengan Jepang pada tahun 1942 hotel ini diambil alih oleh Jepang lalu diserahkan kepada Pemuda Indonesia. 

Saat itu para pemuda yang tergabung dalam Menteng 31 yang diisi oleh Sukarni, Chaerul Shaleh, A.M. Hanafi dan Adam Malik rutin melakukan diskusi di gedung ini.

“11 Tokoh pemuda Menteng raya 31 ini merupakan anak didik Bung Karno dan Bung Hatta. Setelah Jepang kalah dengan sekutu, 11 pemuda inilah menuju ke rumah Bung Karno & Bung Hatta untuk memohon agar kemerdekaan segera dilaksanakan. Pada 16 Agustus para pemuda mengajak Bung Karno ke Rengasdengklok,” ungkap Untung Supardi, edukator Museum Joang kepada GenPI.co belum lama ini.

1. Pusaka Bung Karno

Selanjutnya di gedung ini terbagai ke dalam beberepa ruangan. Salah satunya adalah ruangan yang menampilkan koleksi-koleksi miniatur rumah Ir. Soekarno tempat dimana ia membacakan Teks proklamasi di depan rumah pada tanggal 17 Agustus 1945 sekaligus pengerekan bendera Merah Putih.

“Para pemuda Menteng 31 berusaha mengadakan rapat dengan pemuda lainnya agar melaksanakan proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan disinilah dimana Bung Karno dibawa ke Rengasdengklok oleh pemuda Menteng 31 dan pemuda lainnya dan membicarakan Proklamasi lalu merumuskan teks proklamasi dibantu oleh Moh Hatta dan Ahmad Sobardjo,” ucap Untung sembari menunjukkan sebuah ruangan kerja Bung Karno.

2. Koleksi TRIP

Di ruangan lain, terdapat koleksi TRIP yaitu Tentara Republik Indonesia Pelajar. Pada saat pertempuran antara Belanda dengan Indonesia dibentuklah pelajar-pelajar untuk dilatih ke militeran oleh tentara TRIP, sewaktu-waktu TNI butuh jadi pelajar sudah siap untuk pertempuran.

“Pakaiannya baret dan senjata Rantai Sepeda. Maknanya dari logo TRIP ini adalah pemuda-pemuda berani, berani mati dia menggunakan gambar tengkorak, mereka berjung untuk kepentingan kemerdekaan Indonesia,” lanjut Untung.

BACA JUGA: Kenang Pejuang Kemerdekaan, Ratusan Pemuda Napak Tilas Proklamasi

3. Replika Kapal Perang

Di bagian lain terdapat replika kapal perang milik Amerika Serikat. Pada tahun 1947 terjadi perundingan Renville antara Indonesia dan Belanda. 

Amerika sebagai mediator digunakanlah kapal laut ini untuk perundingan Renville. Selain itu uga terdapat poster-poster propaganda Jepang seperti Tjahaja Asia Nippon, Pelindung Asia Nippon, Pemimpin Asia Nipoin.

“Jadi mereka membuat poster ini untuk kepentingan Jepang, Pelindung adalah jepang, Pemimpin Asia adalah Jepang jadi seolah-olah Jepang adalah pemimpin,” imbuh Untung.

BACA JUGA: Napak Tilas 5 Situs Perang 5 Hari 5 Malam di Palembang

4. Bendera PETA

Terdapat bendera tentara PETA (Pembela Tanah Air) di salah satu sudut ruangan. Bendera ini adalah Bendera PETA dimana pada 1943 pemuda-pemuda Indonesia direkrut menjadi pembela Tanah Air tapi untuk kepentingan Jepang. Bendera dengan simbol Bulan Bintang ini menunjukan bahwa di Indonesia banyak umat Islam sebagai kekaisaran.
 
“Patung ini adalah patung Ahmad Subardjo dimana pada saat berkumpulnya para pemuda mahasiswa terpelajar, ia sebagai guru Hukum Internasional, Bung Karno mengajar Ilmu Politk, Moh Hatta Ilmu Ekonomi dan Muh Yamin mengajar ilmu Sejarah,” tunjuk Untung pada figur patuh tokoh di ruang belakang museum.

5. Saksi Bisu Pemuda Menteng 31

Pasca kemerdekaan, gedung ini masih terus menjadi saksi bisu aksi para pemuda. Beberapa aksi itu di antaranya mendesak pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), organisasi Barisan Pemuda, dan lain sebagainya.

Pada tahun 1974, gedung ini diresmikan sebagai museum dan beroperasi hingga hari ini. Museum Joang 45 beroperasi setiap hari Selasa sampai Minggu, pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB. Biaya per tiketnya sangat terjangkau, yaitu Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk pelajar.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Landy Primasiwi Reporter: Hafid Arsyid

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co