Pesta Liar Itu Membuatku Bisa Bersamanya

03 September 2020 07:51

GenPI.co - Bagiku, jatuh hati memang tak semudah membalikan telapak tangan. 

Aku dan Revan pada awalnya hanya sebatas teman sekelas, bahkan tak mengenal satu sama lain. 

BACA JUGA: Timor Leste Rontok, Rakyatnya Ingin Kembali Gabung Indonesia

Aku hanya tahu Revan adalah anak paling pintar dalam akademik. Sehingga tidak jarang ia dikelilingi teman yang membutuhkan bantuannya.

Aku menjadi salah satu orang yang kerap meminta pertolongan pada Revan. Namun, aku sama sekali tidak menganggap Revan adalah teman. 

Awalnya, bagiku ia hanya orang yang bisa dimanfaatkan tanpa harus berteman. Aku sadar apa yang aku lakukan ini pastinya sangat menyakitkan, tapi sayangnya aku tidak peduli. 

BACA JUGAJokowi Blunder! Langsung Bikin Heboh...

Aku hanya membutuhkan nilai yang bagus dan IPK memuaskan lulus dari S2 ini.

Untuk memenuhi syarat kelulusan satu mata kuliah, kelas kami harus melakukan 'pengabdian masyarakat' ke sebuah desa kecil di daerah Lembang. 

Acara kelas ini dilakukan selama dua hari, sehingga perlu waktu untuk menginap dan melakukan banyak kegiatan di sana.

BACA JUGATeh Daun Salam Ternyata Ampuh Bikin Ambrol Penyakit Mematikan

Satu malam setelah semua acara selesai, kami sekelas memiliki waktu bebas untuk melakukan apapun. 

Suasana pecah saat semua sudah larut dalam serunya bernyanyi dan minum-minuman keras. 

Aku sangat suka suasana kelas yang seperti ini, semuanya tidak lagi menahan diri siapa mereka sebenarnya. Terlalu banyak minum, aku mulai sedikit tidak sadar apa yang aku bicarakan.

Namun, masih sangat jelas terasa dan terdengar Revan merangkul aku dan berbisik di telingaku dengan lembut.

"Cukup, Ca. Lu harus berhenti minum jangan sampe kenapa-kenapa. Gue bakalan jagain lu," ujar Revan.

Ucapan Revan membuat aku sedikit tersadar karena terkejut. Saat itu tak pernah terpikirkan olehku bahwa justru ia berusaha melindungi aku.

Acara malam itu berakhir. Malam kembali sunyi dan hanya ada suara tetes air dan jangkrik yang terdengar. 

Sayangnya, pusing kepalaku belum juga reda, sehingga aku memutuskan untuk tidak tidur terlebih dulu, karena takut keesokan paginya akan terasa lebih parah pusingnya.

Saat sedang duduk sendirian di tepian setu, aku mendengar langkah suara seseorang mendekat. Tanpa rasa curiga serta penasaran siapa yang datang, aku mengabaikan suara tersebut. 

Sampai akhirnya ada segelas air madu hangat menempel di wajahku. Menerima perlakuan tersebut, aku memalingkan wajahku dan melihat siapa orang yang melakukan hal itu.

Revan, dia orangnya. Mendadak hatiku berdebar kencang. Secara tiba-tiba perasaan ini tidak dapat aku kendalikan. 

Mengapa aku merasa ia berubah menjadi seseorang yang sangat berbeda dari yang aku kenal.

Berkali-kali ia menanyakan keadaanku, menyentuh keningku untuk memastikan suhu tubuh tidak panas, dan tersenyum manis saat aku berusaha memberikan tatapan tajam dan cuek padanya. 

Aku bingung dan mendadak merasa canggung harus berbuat apa. 

Tapi aku bisa menyadari bahwa perlakuannya tersebut, telah membuat aku jatuh hati padanya dalam waktu yang begitu singkat.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co