GenPI.co - Perang dingin Amerika dan China makin terasa panas. Dua-duanya ingin membangun pangkalan militer di Indonesia. Lantas Indonesia ada di kubu yang mana?
Ke mana Indonesia akan menjatuhkan pilihan memihaknya? Ke Amerika? Atau China?
Soal ini, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi angkat bicara. Retno menegaskan di tengah tingginya rivalitas Amerika dan China yang semakin tajam, Indonesia berada di tengah.
BACA JUGA: Rezeki Melimpah di November, Saatnya Zodiak Berpesta
Indonesia berusaha menjembatani perbedaan kedua negara tersebut.Posisinya netral. Tidak memihak ke mana pun.
Dalam laporan Departemen Pertahanan Amerika Serikat, sebagaimana dikutip dari website www.defense.gov, Pentagon menyebut China menargetkan sejumlah negara di dunia termasuk Indonesia sebagai tempat membangun pangkalan militer.
BACA JUGA: Asmara November Bakar Gairah, Cinta Zodiak Bikin Jantung Berdebar
Dalam laporan Pentagon, tak hanya Indonesia yang disebut akan dijadikan pangkalan Militer China.
Negara lain juga disasar seperti Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan.
China disebut bakal membangun pangkalan militer di Indonesia dengan dana pembiayaan yang besar bagi anggotanya. Jumlahnya disebut mencapai USD 150 miliar atau setara Rp 2.137,6 triliun per tahun.
BACA JUGA: Bulan Scorpio, Zodiak Kalajengking Menyengat Hoki di November
Dengan politik bebas aktif, Indonesia secara tegas tidak akan bersedia untuk dijadikan pangkalan militer, baik oleh Amerika atau China, dan negara mana pun.
“Sekali lagi saya tegaskan dengan politik luar negeri Indonesia bebas aktif, Indonesia tidak akan menyerahkan teritorinya untuk pangkalan asing negara mana pun,” kata Retno.
Ini sekaligus meluruskan mengenai berita yang sempat beredar, pada Bodjong Festival yang disiarkan virtual pada Minggu (1/11/2020). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News