Berita Top 5: Gatot Pegang Rahasia, Mahfud MD Layak Diganti

14 November 2020 17:50

GenPI.co - Berita top 5 hari ini dari GenPI.co berisi antara lain tentang Gatot Nurmantyo, Mahfud MD, Jokowi, dan Habib Rizieq

1. Gatot Nurmantyo Pegang Rahasia

Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan membeber beberapa alasan mengapa Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo tak mau datang dalam penganugerahan Bintang Mahaputera.

Refly Harun mengungkapkan, Mantan Panglima TNI tersebut tidak hadir salah satunya karena pandemi covid-19 belum mereda.

"Tentu bukan karena Istana tidak bisa menerapkan protokoler Covid-19, karena deklarasi KAMI saja Gatot Nurmantyo hadir," ujarnya, Rabu (11/11).

Dalam kanal YouTube-nya, Refly Harun mengatakan bahwa Gatot menghormati para prajurit TNI yang sedang ikut membela negara lewat penanganan covid-19 secara langsung.

"Dia merasa tidak etis kalau dia datang ke Istana untuk menerima penghargaan, sementara prajurit-prajurit lainnya masih 'berperang'," jelas Refly.

Alasan kedua, Gatot tidak hadir dalam penganugerahan tersebut dikarenakan penyerahan Bintang Mahaputra tersebut tidak pada waktu yang lazim. 

Karena, biasanya penganugerahan tersebut dilaksanakan sebelum 17 Agustus setiap tahun menjelang kemerdekaan RI. 

BACA SELENGKAPNYA: Skenario Istana Mengerikan, Gatot Nurmantyo Pegang Rahasia Ini

2. Motif Pelaku Sebarkan Video Mirip Gisel

Polda Metro Jaya berhasil menangkap dua penyebar video ehem-ehem yang pemeran wanitanya mirip Gisella Anastasia alias Gisel.

Keduanya ialah PP dan NN. Alasan keduanya menyebarkan video itu juga termasuk sepele.

Mereka menyebarkan video ehem-ehem mirip Gisel karena ingin mendapatkan tambahan pengikut di media sosial.

"Pertama untuk menambah follower dan kuis. Ini menurut dia, tetapi masih kami dalami lagi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Jumat (13/11).

Yusri menambahkan, PP dan NN mendapatkan video uh ah uh ah dari sebuah akun di medsos.

Setelah itu keduanya menyebarluaskan video tersebut di akun medsos yang mereka kelola.

“Dia dapat kemudian dibagikan secara masif untuk menaikkan followers," beber Yusri.

BACA SELENGKAPNYA: Motif Pelaku Sebarkan Video Mirip Gisel Bikin Kaget, Astaga

3. Politikus PDIP Peringatkan Habib Rizieq

Politikus PDIP Rahmad Handoyo sudah memperingatkan Imam Besar Front Pemberla Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab untuk tidak mengundang massa yang banyak lantaran saat ini masih mewabah covid-19. 

Sebelumnya, Rizieq Shihab menghadiri acara maulid Nabi Muhammad di Tebet, Jakarta Selatan.

Lalu, berlanjut ceramah di Megamendung, Bogor. Kedatangan Rizieq disambut massa sejak di simpang Gadog, sejak Jumat siang tadi (13/11).

ANGGOTA Komisi IX DPR itu menyesalkan kegiatan Rizieq Shihab sering menimbulkan kerumunan massa.

"Ini suasana dan masa pandemi sangat berbahaya dan masih jauh dari kita bisa kendalikan Covid-19," kata Rahmad kepada wartawan, Jumat (13/11).

Rahmad meminta Rizieq Shihab menahan diri dari keinginan mengadakan kegiatan yang mengundang banyak orang.

Rahmad menegaskan kerumunan yang muncul sangat berbahaya di masa pandemi virus asala kota Wuhan, China itu.

BACA SELENGKAPNYA: Keras! Politikus PDIP Peringatkan Habib Rizieq

4. Istana Bongkar Isu Kriminalisasi Ulama

Setelah muncul wacana rekonsiliasi pasca kepulangan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, kini mendadak Istana heboh menyangkal tak mengenal istilah kriminalisasi ulama.

Hal itu ditegaskan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang mengatakan pemerintahan tak mengenal istilah kriminalisasi ulama, karena tugas negara yakni melindungi segenap bangsa termasuk ulama.

"Istilah kriminalisasi ulama itu nggak ada, kami enggak mengenal istilah itu. Kami enggak mau ulama dikriminalisasi," tegas Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (12/11).

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Moeldoko setelah Habib Rizieq mengajak Presiden Jokowi melakukan rekonsiliasi dengan syarat pemerintah membebaskan tokoh-tokoh yang ia anggap telah dikriminalisasi.

Moeldoko pun mempertanyakan siapa yang tengah dikriminalisasi. Menurutnya, pihak yang mengalami kriminalisasi adalah seseorang yang melakukan tindakan yang salah.

Namun, Dia tak tahu apakah yang melakukan kesalahan ulama atau bukan.

"Jadi pertanyaaanya siapa yang dikriminalisasi? Enggak ngerti apakah dia ulama. Jangan terus bahasanya kriminalisasi ulama, enggak. Kadang-kadang, untuk membangun sebuah emosi istilah-istilah itu dikedepankan," ungkapnya.

BACA SELENGKAPNYA: Istana Bongkar Isu Kriminalisasi Ulama, Moeldoko: Siapa Ulamanya?

5. Mahfud MD Layak Diganti

Saat ini banyak yang mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam situasi yang dilematis. 

Apalagi desakan reshuffle kabinet atau pergantian menteri terus saja menggema dari beberapa pihak, utamanya dari para pendukung Jokowi sendiri.

Performa menteri Jokowi memang terus disorot berbagai pihak, termasuk dari partai politik pendukung hingga relawan Jokowi. Bisa dipastikan hal tersebut membuat Jokowi makin puyeng.

Masalah pergantian meneri sendiri sebenarnya merupakan hak prerogatif Presiden Jokowi.

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman), sudah merilis 10 menteri yang didorong untuk segera dilakukan reshuffle kabinet oleh Presiden Jokowi berdasarkan hasil survei publik di berbagai wilayah di Indonesia.

Sebanyak 10 menteri yang jeblok kinerjanya layak diganti. Mereka ialah Mensesneg Pratikno, Menteri Pariwisata Wishnutama, Mendikbud Nadiem Makarim, Menteri ATR Sofyan Djalil, Memkominfo Jhony G Plate, Menag Fahrul Razi dan MenkumHAM Yasona Laoli serta Menkes Terawan. 

"(Mereka) Menteri berkinerja buruk, layak diganti," kata Immanuel Ebenezer dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (10/11).

BACA SELENGKAPNYA: Reshuffle Kabinet: 10 Menteri Out, Mahfud MD Diganti Pertama (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co