Berita Top 5: 2 Kader Idham Bisa Jadi Kapolri, Jokowi Luar Biasa

27 November 2020 18:25

GenPI.co - Berita top 5 hari ini berisi antara lain tentang calon Kapolri, Joko Widodo, dan Gibran Rakabuming Raka

1. 2 Jenderal Berpeluang Jadi Kapolri

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, peta persaingan calon Kapolri berubah.

Pasalnya, Kapolri Idham Azis melakukan perubahan besar-besaran di internal Polri.

Salah satunya ialah melengserkan Nana Sudjana dari kursi kapolda Metro Jaya karena dianggap lalai menegakkan protokol kesehatan.

Sebelum dilengserkan, Nana dianggap sebagai salah satu calon terkuat untuk menggantikan posisi Idham Azis.

Selain itu, Idham Azis juga mencopot Rudy Sufahriadi dari jabatannya sebagai kapolda Jawa Barat.

Menurut Neta, mutasi besar-besaran yang dilakukan Idham membuat figur potensial tergusur.

“Ada juga figur baru yang muncul dan berpeluang masuk bursa calon Kapolri pengganti Idham Azis,” kata Neta kepada GenPI.co, Rabu (25/11).

BACA SELENGKAPNYA: Calon Kapolri: 2 Kader Idham Azis Sangat Kuat, Nih Namanya

2. Istana Bergejolak

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Yahya Zainul Ma’arif mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan calon presiden selanjutnya agar tidak mudah tertipu oleh orang-orang di sekeliling yang memiliki kepentingan pribadi.

"Jangan sampai saat jadi presiden ditipu oleh orang-orang di kiri kanan kita. Yang punya kepentingan syahwatnya, urusan dunianya, tidak ada hubungan dengan iman, sehingga akan kebawa ke sana," beber Yahya.

Dalam kanal YouTube Al-Bahjah TV, Rabu (25/11), ia pun menyarankan Presiden Jokowi agar menyingkirkan menteri dan orang-orang yang seperti itu.

Sebab, Yahya menilai (mereka) para pemilik kepentingan syahwat dan duniawi akan menghalangi keselamatan seorang pemimpin yang akan mempertanggung jawabkan kebijakannya di akhirat.

"Orang yang bakal mengganggu akhirat Anda, Anda bersihkan, di kalangan menteri, Anda bersihkan orang-orang yang bakal mengganggu keselamatan di akhirat," jelas Yahya.

Yahya juga meyakini bahwasannya orang nomor satu di Indonesia tersebut merupakan ahli iman, yang kerap menjadi imam salat dan sempat menjalankan ibadah umrah.

"Kami yakin Anda ahli iman, kami mendengar Anda jadi imam salat, Anda juga umrah, subhanallah," sambung Yahya.

BACA SELENGKAPNYA: Istana Bergejolak, Jokowi Harus Waspada Orang-orang Ini

3. Pidato Jokowi Mencengangkan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji usaha Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin dalam kehidupan masyarakat yang majemuk.

Hal tersebut disampaikan Presiden dalam pidato sambutan pembukaan Musyawarah Nasional MUI ke-10 lewat video konferensi, Rabu (25/11).

Pidato virtual di depan para kiai dan ulama, Jokowi berkata bahwa corak Islam di Indonesia identik dengan dakwah yang penuh dengan kedamaian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri.

Islam di Indonesia, menurut Jokowi, penuh dengan kesantunan dan tidak menebar kebencian.

"Dakwah keislaman kita adalah merangkul, bukan memukul. Karena, hakikat berdakwah adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Rasulullah SAW," katanya.

Menurut Jokowi, MUI dinilai telah teruji dalam membimbing, membina, dan mengayomi umat Islam di seluruh Indonesia.

Harapannya, MUI dapat terus menjadi tenda besar dan pelayan umat Islam di mana pun berada.

BACA SELENGKAPNYA: Pidato Jokowi di Hadapan Kiai dan Ulama Mencengangkan

4. Pengamat Skakmat Fadli Zon

Pengamat politik Samuel F. Silaen skakmat politikus Gerindra Fadli Zon terkait penangkapan koleganya Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

"Fadli Zon pernah mengatakan korupsi oli pembangunan, dan ini hasilnya menteri dari Gerindra ketangkap," kata Silaen dalam keterangannya, Kamis (26/11).

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA) itu menilai polemik kongkalikong soal izin ekspor benih lobster (benur) sudah mengemuka luas diberbagai kalangan.

"Mungkin jam terbang sang menteri yang kurang jadi tak bisa melihat maut di depan mengintainya, " kata Silaen.

Menurut Silaen, sebenarnya KPK memberikan warning terkait izin ekspor benih lobster pada Kementerian kelautan dan Perikanan. 

Sebab, lanjutnya, kisruh yang mengemuka soal perusahaan yang dapat izin ekspor benur itu jadi persoalan mendasar yang sedang dimainkan oleh oknum tertentu dilingkungan Gerindra, hingga heboh luar biasa.

Dugaan Silaen, masih banyak praktek koruptif yang lebih besar daripada apa yang menimpa Menteri Kelautan dan Perikanan, tapi dimainkan cantik jadi tidak terendus .

BACA SELENGKAPNYA: Pengamat Skakmat Fadli Zon, Kena Banget!

5. Gibran Rakabuming Raka Blunder

Rencana pembangunan permukiman di pinggir sungai yang dilontarkan pasangan nomor urut 2 di Pilkada Kota Solo Bagyo Wahyono-FX Suparjo (BaJo) ditentang Gibran Rakabuming Raka-Teguh Prakosa saat debat terbuka. 

Anehnya, Gibran menentang rencana yang pernah dilakukan oleh Presiden Joko Widodo saat menjadi Wali Kota Solo. 

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Divisi Kreatif Pemenangan BaJo Aryo Yudho.

"Kalau soal membangun di bantaran sungai, Pak Jokowi dulu juga membangun di bantaran sungai. Tidak ada yang mempersoalkan," tegas Aryo.

Saat menjadi Wali Kota Solo, Jokowi membangun rumah deret untuk penghuni bangunan liar di bantaran Kali Pepe. 

Bagyo juga mengatakan rencana membangun rumah di pinggir kali tersebut bukan berarti tepat di bantaran sungai, melainkan ada jarak beberapa meter dari Sungai. 

"Perumahannya tidak betul-betul di pinggir kali. Tetap ada jarak. Saya juga tahu aturannya," jelas Bagyo.

BACA SELENGKAPNYA: Gibran Blunder! Kritik Rumah Pinggir Kali, Padahal Jokowi Memulai (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co