Ini 4 Pantangan Umat Hindu Saat Nyepi

07 Maret 2019 06:38

Jelang hari raya Nyepi, umat Hindu memadati pura Agung Jagatnatha di jalan Rawa Mulia, Sidomulyo Timur kota Pekanbaru. Aneka  buah dihiasi janur kuning tersusun rapi terlihat dalam upacara Mecaru.

Hembusan angin yang cukup kencang dan cuaca mendung tidak menyurutkan niat para umat hindu malaksanakan upacara ritual Mecaru, Rabu (6/3).

Tepat pukul 17.00 WIB upacara ritual dilaksanakan. Doa-doa dipanjatkan, suara alat musik gemelan, gendang, cen-cen dan kentungan bambu dipukul oleh para pemuda, mengiringi permohonan doa.

Upacara ritual Mecaru dilaksanakan dalam rangka menyambut hari raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941. Rangkaian ritual upacara ini untuk menjaga keharmonisan antara manusia dengan alam sekaligus pembersihan lingkungan dari hal-hal negatif.

Kegiatan ini sempat berhenti beberapa menit, ketika guyuran hujan lebat membasahi pura Agung Jagatnatha. Selepas hujan, aktifitas ritual kembali dilanjutkan.

Kemudian, umat Hindu mulai menyalakan obor yang terbuat dari bambu kuning. Mulai dari anak kecil hingga dewasa berbaris rapih membawa obor , mengelilingi pura sebanyak tiga kali. Di halaman depan pura, terlihat para pemuda mulai mempersiapkan pawai ogoh-ogoh.

Tepat pukul 18.00 WIB, ogoh-ogoh mulai diangkat. Diarak beramai-ramai melintasi jalan Rawa Mulia, jalan Adi Sucipto, jalan Sudirman, jalan Arifin Achmad. Pada pukul 19.05 WIB arak-arakan itu kembali tiba di pura Agung Jagatnatha.

Ketua lembaga Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) provinsi Riau, I Gusti Nyoman Wiratama, menjelaskan ogoh-ogoh disimbolkan sebagai roh jahat. Setelah diarak beramai-ramai wujud jahat itu dibakar sampai musnah menjadi abu.

“Setelah prosesi pembakaran selesai, kegiatan dilanjutkan dengan sembahyang memohon agar dalam melaksanakan catur brata penyepian tidak ada satupun halangan yang datang,” kata Gusti saat berincang denga kontributor GenPI.co.

Ogoh-ogoh tahun ini menggambarkan mahluk jahat yang sedang membawa tas koper sambil menginjak bola, wujud tersebut menurut Gusti sebagai ilustrasi kasus mavia bola yang sedang hangat saat ini.

Dia menuturkan, tema Nyepi tahun ini adalah ‘’Melalui Catur Brata Penyepian Kita Sukseskan Pemilu 2019’’.

 Ada empat hal yang dilarang  dilakukan selama perayaan Nyepi atau juga disebut dengan Catur Brata Penyepian.

Catur Brata Penyepian meliputi amati geni (tiada berapi-api/tidak menggunakan dan atau menghidupkan api). Kedua, amati karya (tidak bekerja). Segala aktivitas pekerjaan harus dihentikan oleh umat Hindu dan fokus pada Sang Pencipta.

Ketiga adalah amati lelungan, artinya tidak boleh berpergian. Jadi, selama perayaan Nyepi, umat Hindu harus berdiam di rumah. Keempat adalah amati lelanguan, artinya tidak mengumbar hawa nafsu, tidak menikmati hiburan, tidak mengadakan hubungan biologis antar pasangan suami istri meskipun itu sah.
Umat Hindu mengarak ogoh-ogoh melintasi beberapa ruas jalan di kota Pekanbaru (foto: Heru Maindikali).



Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina
bali  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co