GenPI.co - Sandiaga Salahudin Uno menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dengan begitu, dua orang yang menjadi lawan Jokowi-Ma’ruf Amin dalam Pilpres 2019 semua menjadi menteri.
Sebelumnya, Prabowo Subianto menjadi Menteri Pertahanan dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
BACA JUGA: Akademisi Top Bongkar Fakta Prabowo dan Sandiaga Uno, Miris!
Pengamat politik Triyono Lukmantoro menilai sosok Sandiaga Uno memiliki terobosan cemerlang, selain direkomendasikan oleh Partai Gerindra.
“Menurut saya Sandiaga Uno memiliki latar belakang bisnis yang cukup baik, dan memang direkomendasikan oleh Partai Gerindra,” ujar Triyono kepada GenPI.co, Kamis, (31/12/2020).
Ia juga mengatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak asal pilih, dan menempatkan Sandiaga Uno sebagai menterinya.
Sebab, menurutnya Jokowi telah berpikir matang dan memang ada persetujuan dari partai pendukung serta partai yang berkoalisi.
“Jadi kalau itu mewakili partai politik pendukung Jokowi atau partai yang berkoalisi dengan Jokowi, pasti harus sepengetahuan dan seperizinan ketua umumnya,” uajr Triyono.
BACA JUGA: Intip Foto Putri Ke-2 Sandiaga Uno nan Cantik & Kuliah di Amerika
Kendati PDIP dan Gerindra pernah menjadi rival akan tetapi menurut Triyono hal tersebut memang sudah biasa.
Ia menilai partai politik di Indonesia yang dulu berseteru atau menjadi lawan, bisa saja menjadi kawan setelah pemilu berakhir.
“Saya kira Indonesia memang seperti itu, dulu jadi lawan politik sekarang menjadi kawan dekat dan saling membantu. Ya, mungkin politik di Indonesia jangan dibayangkan seperti politik di Amerika Serikat seperti Partai Republik melawan Partai Demokrat,” ujarnya.
Menurut Triyono, partai politik di Indonesia tidak bisa disamakan dengan di Amerika Serikat yang beberapa waktu lalu telah dimenangkan oleh Joe Biden menjadi presiden.
BACA JUGA: Kini Jadi Menteri Pariwisata, Serunya Sandiaga Uno saat Tamasya
Kendati begitu, menurutnya tetap ada perbedaan pada partai-partai yang ada di Indonesia.
“Kecuali kalau kita bandingkan partai nasionalis dengan partai Islam. Itu memang beda intinya, tidak bisa disatukan baik ideologi dan pemikirannya,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News