GenPI.co - Mendadak Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi blak-blakkan mengungkap vaksin Sinovac.
Vaksin yang diproduksi oleh Tiongkok ini memang sedang jadi polemik di masyarakat.
BACA JUGA: WNI Ikut Ditangkap di Kapal Tanker Korsel, Ini Tanggapan Menlu
Latar belakang negara tersebut menjadi alasan masyarakat tampak ragu, terutama soal keamanan.
Apalagi waktu vaksinasi tahap pertama Indonesia kian dekat.
Pemerintah sepertinya akan tetap menggunakan vaksin Sinovac pada tahap pertama tersebut.
Menanggapi polemik tersebut, Melu Retno Marsudi membeberkan fakta-fakta mencengangkan terkait perkembangan vaksin di dunia.
Dia mengatakan, hampir semua negara tidak ada yang mengandalkan satu jenis vaksin.
Begitu pula dengan Indonesia yang akan menggunakan beberapa vaksin dari merek yang berbeda pula.
Namun, pemerintah telah memutuskan vaksin Sinovac menjadi yang utama digunakan. Hal itu berkaitan dengan hubungan khusu antara pemerintah dengan Tiongkok.
BACA JUGA: Menlu Retno Bongkar Arisan Vaksin Tingkat Dunia, Mengejutkan!
“Nah, kembali lagi hubungan kami sudah terjalin. Kalau dengan Sinovac itu ada kerja sama lain dan tidak sekadar jual beli,” ujar Retno seperti dikutip GenPI.co dari Podcast Deddy Corbuzier pada Jumat (8/1).
Adapun kerja sama itu meliputi capacity building, uji klinis ke-3 yang dilakukan di Indonesia, serta banyak keuntungan lainnya.
Sementara itu, ketika pemerintah mengedepankan vaksin Pfizer, maka yang didapat hanya transaksi jual beli saja. Sebab, vaksin Pfizer sudah siap diedarkan.
Saat ini Pemerintah Indonesia sedang menunggu hasil uji data terakhir sebelum vaksin Sinovac diedarkan ke masyarakat.
Pengujian ini juga menjadi bukti bahwa pemerintah serius dalam memastikan keamanan vaksin.
“Nggak mungkin ya, katakanlah berbahaya terus disuntikkan, enggak gitu,” pungkasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News