Festival Lampu Cangkok, Identitas Ramadan di Bintan

25 Mei 2018 12:45

Jika ber-ramandan di Bintan, kamu akan larut dalam event seru yang dihelat di tempat itu. Namanya adalah Festival Lampu Cangkok 2018. Event ini berlangsung berhari-hari, dari 2 Juni hingga Lebaran. Selama hari-hari itu pula lampu-lampu Cangkok (pelita) yang tak terhitung jumlahnya akan menghiasai syahdunya Ramadan di Bintan. Menarik, sudah pasti!

Festival ini diangkat dari tradisi masyarakat Binta yang terpengaruh budaya Melayu. Saban setiap  Lailatul Qodar yang jatuh di hari ke 27 Ramadan, masyarakat setempat selalu menyalakan lampu Cangkok di sekeliling rumah. Tujuannya untuk menerangi malaikat yang turun pada momen itu.

Dianggap menarik, oleh pemerintah setempat  tradisi ini pun diangkat dalam bentuk festival yang mengambil konsep lomba. Masyarakat pun berloma-lomba membentuk struktur bangunan bernuansa Islami dari susunan lampu-lampu itu.

“Festival Lampu Cangkok ini unik. Event ini merupakan salah satu kekayaan budaya Kepri (Kepulauan Riau). Festival Lampu Cangkok ini juga menjadi salah satu identitas Ramadan di Bintan,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Buralimar, Rabu (23/5). 

Hadiah yang lumayan disiapkan untuk memeriahkan Festival Lampu Congkak kali ini. Total hadiahnya mencapai Rp37 juta. Nantinya, Lampu Cangkok terbaik akan mendapatkan uang sebesar Rp10 Juta. Runner up mendapatkan hadiah Rp7 Juta, lalu posisi ke tiga diguyur Rp5 Juta. Juara kategori lain juga mendapatkan hadiah uang.

Festival ini memiliki 3 aspek penilaian. Ada aspek bangunan, keamanan, dan estetika. Aspek estetika menyangkut pesan yang ingin disampaikan kepada publik. Bukan hanya indah, Lampu Cangkok juga harus memenuhi penilaian bangunan. 

Aspek ini terdiri dari kekokohan, posisi letaknya yang ideal dan tidak mengganggu, hingga ketinggiannya. Secara umum, Lampu Cangkok memiliki tinggi minimal 3,5 meter. Demi memenuhi aspek keamanan, lebar objeknya sekitar 5 meter. Sekitar objek juga harus bersih dan ramah lingkungan. 

“Intinya kami ingin menampilkan sisi keindahan Lampu Cangkok. Selain indah juga harus aman dan bisa dinikmati secara maksimal oleh wisatawan atau warga di sini. Dengan menampilkan keindahan di malam hari, harapannya wisatawan yang berkunjung akan puas. Sebab, saat siang mereka menikmati keindahan nature di sini. Lalu, jumlah wisatawan terus bertambah di malam berikutnya,” Buralimar memaparkan. 

Festival ini dijamin membuat nuansa malam di Bintan menjadi sangat eksotis. Karena, lampu kerlap kerlip akan hadir disetiap sudut kota. Belum lagi beragam bentuknya yang mempesona. Nuansa Ramadan semakin kental karena bentuk Lampu Cangkok melambangkan nuansa Islami. 

“Budaya ini terus kami hidupkan. Bentuk Lampu Cangkok sangat beragam, termasuk ukurannya juga. Tapi, yang jelas nuansanya sejalan dengan Ramadan. Konsep dasarnya harus Islami. Untuk itu, mulai 2 Juni pastikan Bintan jadi destinasi utama liburan. Sebab, malam-malam di sini sangat indah,” tuturnya. 

Menteri Pariwisata Arief Yahya menilai event ini memiliki potensi besar. Menurutnya, kreativitas tinggi selalu dimiliki Kepri. Daerah ini memiliki penawaran baru yang unik. 

“Festival Lampu Cangkok ini memang unik. Suasana malam Ramadan di Bintan pasti sangat indah dan pesona seperti ini selalu diminati wisman. Mereka selama ini memang inovatif menciptakan peluang. Dan, setiap event yang ditawarkan selalu mendapat respon positif terutama wisatawan Singapura dan Malaysia. Ayo berkunjung ke sana. Enjoy Bintan,” tutup Menteri asal Banyuwangi tersebut.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co