GenPI.co - Bandung Medical Center adalah salah satu tempat yang sangat terkenal horor yang ada di Kota Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan namanya, tempat tersebut adalah rumah sakit yang sudah beroperasional sejak zaman penjajahan Belanda.
Bangunan tua tersebut berada di Lebak Gede, Bandung. Tempat itu kini sudah menjadi salah satu lokasi wisata horor paling favorit, karena memiliki segudang cerita seram selama berada di dalamnya.
BACA JUGA: Impian 4 Zodiak Terkabul, Hoki dan Rezekinya Penuh Keberkahan
Menjadi salah satu pencinta horor, Aku tidak percaya bila hanya mendengar ceritanya saja, sampai akhirnya merasa penasaran dan ingin membuktikannya sendiri.
Menceritakan rasa penasaranku kepada dua sahabatku, Ridwan dan Fahry mereka sepakat untuk ikut denganku membuktikan bahwa tempat tersebut hanyalah gedung tua biasa tanpa ada hal-hal horor.
Kami bertiga sepakat akan pergi ke rumah sakit tua tersebut malam hari. Sesampainya di dekat bangunan tersebut, aku dan kedua temanku berjanji akan keluar dari gedung itu pada pukul 19:00 PM.
Hal tersebut karena melihat kondisi langit sedikit mendung, agar tidak terjebak hujan dalam gedung tersebut.
BACA JUGA: Ajaib! Rutin Minum Air Rebusan Pare Khasiatnya Sangat Mujarab
Dengan niat yang kuat dan menantang nyali, kami memutuskan melangkah dan melihat-lihat bagaimana kondisi rumah sakit tersebut.
Ruangan demi ruangan kami masuki, terlebih pada ruang yang katanya banyak penampakan makhluk menyeramkan.
Sayangnya, kami tidak menemukan satu pun hal yang diceritakan banyak orang tentang Bandung Medical Center.
"Haalaaaahhh, omong kosong, mana katanya banyak setan dari tadi gue nggak lihat apa-apa tuh," ucap Ridwan, sambil berjalan santai menelusuri bangsal.
"Hahaha, iya, dari tadi gue juga cuma ketemu tikus berlarian sana sini, itu kali yang dibilang seram ya?" ucapku merespons Ridwan.
Karena tidak menemukan apapun yang kami cari, akhirnya kami memutuskan keluar dari gedung tua tersebut lebih cepat dari perjanjian kami sebelumnya.
Mendadak, terdengar suara petir kencang hingga menggetarkan jendela rumah sakit.
Mendengar hal tersebut kami bertiga lari keluar untuk melihat apakah hujan di luar benar-benar deras.
Kami bertiga terjebak hujan di rumah sakit tua tersebut, tanpa berniat sama sekali untuk menerobos hujan, kami berteduh sambil duduk di lobby rumah sakit itu.
Hujan deras tidak berhenti hingga langit benar-benar gelap. Kami bertiga sudah kehabisan kata untuk berbicara, rumah sakit yang begitu gelap dan lembap juga membuat kami tak lagi merasa nyaman berlama-lama di dalam.
Untuk membunuh rasa bosan, sesekali aku mendengar Ridwan bersenandung dengan lagu favoritnya.
Namun, lama-lama senandung tersebut cukup keras di telingaku, suaranya seakan terdengar makin keras karena bergema di ruangan yang kosong.
"Berisik woi, gue diemin lama-lama lu ngelunjak makin keras aja senandungnya," ucapku, sambil memukul tangan Ridwan.
"Dih apaan sih lu? orang dari tadi gue diem aja main PUBG," balas Ridwan.
Sambil kembali memeluk lututku, aku melihat ke arah Fahry yang dari tadi tidak berhenti menatapku dengan tatapan kosong.
Tatapan Fahry sedikit membuat aku takut, karena sesekali lobby dengan cahaya kilat bercahaya dan kembali gelap.
Tiba-tiba Fahry menunjuk sesuatu, yang aku tahu itu mengarah kepada diriku tapi bukan aku.
Mendadak seluruh bulu kudukku berdiri dengan cepat. Walau begitu aku penasaran apa yang ingin Fahry tunjukan kepadaku.
Saat aku menghadap ke belakang, aku melihat seorang pria dengan pakaian perawat lengkap dengan wajah hancur berdiri di belakangku.
Mulutnya sudah tidak ada, seperti ditarik paksa hingga sobek. Melihat hal tersebut aku menarik tangan Fahry yang tidak berhenti menunjuk makhluk tersebut dan juga Ridwan berlari keluar rumah sakit.
Jantungku berdetak dengan sangat kencang. Tak kusangka akhirnya membuktikan sendiri bahwa rumah sakit tersebut begitu menyeramkan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News