Kontroversi Vaksin Nusantara, Pakar: Jauhkan dari Politik

16 April 2021 19:55

GenPI.co - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menyarankan agar vaksin nusantara harus tetap melakukan uji klinis fase dua, meski BPOM belum memberi izin. 

Hal itu dikarenakan peneliti vaksin Nusantara tampak mengabaikan keputusan BPOM. Padahal, BPOM dengan tegas menilai uji klinik fase 1 belum memenuhi banyak kaidah tahapan uji klinik.

"Sebagai peneliti, idealnya merespons penilaian BPOM tersebut. Telaah ilmiah dari perspektif medis yang dikemukakan BPOM seyogyanya direspon dengan cara yang sama," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Jumat (16/4).

BACA JUGASatgas Covid-19 Beber Fakta Vaksin Nusantara, Terawan Tersudut!

Ironinya, peneliti vaksin nusantara tetap melanjutkan uji klinis dengan melibatkan relawan orang-orang pesohor di Indonesia, khususnya Anggota Komisi IX DPR RI. 

"Uji klinis ini diikuti sejumlah tokoh nasional, salah satunya Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad,"

Menurut akademisi ini, keikutsertaan mereka patut disayangkan karena sudah mengabaikan BPOM sebagai lembaga yang punya otoritas menetapkan layak tidaknya suatu vaksin untuk diuji lebih lanjut.

"Tindakan sebagian Anggota Komisi IX DPR itu secara langsung sudah merendahkan BPOM. Celakanya, tindakan mereka itu tidak atas dasar pertimbangan medis," jelasnya

Mereka tidak menyangkal temuan BPOM dari sisi medis, tetapi keikutsertaannya itu menunjukkan keberpihakan kepada vaksin Nusantara tanpa argumentasi medis yang jelas.

"Karena itu, keikutaertaan para anggota Komisi IX DPR ini terkesan sangat politis," sambungnya.

BACA JUGATernyata Ada Manuver Politik di Balik Vaksin Nusantara

Menurut Jamiluddin, tindakan itu seharusnya tidak perlu dilakukan para anggota Komisi IX. Mereka sebenarnya bisa mempertemukan BPOM dan peneliti vaksin Nusantara untuk mendengarkan pertimbangan medis dari masing-masing pihak.

"Jadi, uji vaksin seyogyanya dilihat dari kaidah medis, bukan politis. Dengan begitu, kita bisa melihatnya dengan jernih dan objektif," pungkasnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Annissa Nur Jannah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co