Forbes Rilis Sosok Milenial Hebat, Termasuk Maudy Ayunda

25 April 2021 12:10

GenPI.co - Forbes mendaulat sosok hebat di bawah usia 30 tahun, yang dinilai mampu menunjukkan kegigihannya di tengah terpaan pandemi virus corona (covid-19), dengan mengadaptasi kehidupan di era normal baru.

Mereka masuk dalam Forbes 30 Under 30 Asia 2021, yang baru saja dipublikasi.

BACA JUGAGanteng dan Doktor llmu Hukum, Anak Yayuk Suseno Idola Banget

Sebanyak 300 milenial dan gen Z masuk dalam kategori tersebut, yang terpilih dari sekitar 2.500 nominasi.

Dari sejumlah deretan nama dari sekian katageori, terdapat sosok asal Indonesia. Siapa saja? Berikut detailnya, dilansir dari laman forbes.

Entertainment and sports

1. Maudy Ayunda

Merupakan penyanyi dan sukses menjadi pemeran utama film, di antaranya "Habibie & Ainun 3”. 

Perempuan cantik ini juga dinilai selalu bersemangat di bidang pendidikan, pemberdayaan pemuda, dan masalah literasi. Maudy mendirikan nirlaba Inspira untuk mendukung pengembangan karier dan bimbingan bagi pemuda Indonesia. 

BACA JUGAPutra Ganjar Pranowo, Ganteng, Mahasiswa UGM, Hobi Baca Buku

2. Lalu Muhammad Zohri

Dijuluki sebagai orang tercepat di Asia Tenggara.

Pada Kejuaraan Atletik Dunia U20 2018 di Finlandia, Lalu Zohri menjadi orang Indonesia pertama yang meraih medali emas nomor 100 meter di kejuaraan junior.

Media, marketing & advertising

1. Jehian Panangian Sijabat dan Jerome Polin Sijabat

Merupakan Co-founder Q&A Group 

Jerome merupakan mahasiswa matematika di Universitas Waseda di Tokyo.

Dengan kakak,  Jehian, Q&A Group berkembang pesat, antara lain mengelola 11 YouTuber ternama.

Finance & venture capital

1. Alvin Cahyadi

Sosok VP of Investment AC Ventures.

Dia menjadi sangat tertarik pada startup akses ke keuangan.

Sejak bergabung dengan AC Ventures pada April tahun lalu, ia memimpin investasi perusahaan di startup fintech Indonesia.

2. Rafi Putra Arriyan, Ginanjar Ibnu Solikhin, dan Luqman Sungkar

Mereka merupakan co-founder Flip.

Ketiga teman sekelas perguruan tinggi ini memulai Flip pada tahun 2015, untuk mentransfer dana satu sama lain dengan biaya yang sangat rendah. 

Flip telah berkembang menjadi aplikasi keuangan lengkap, yang memungkinkan individu dan bisnis untuk mentransfer dana dari bank ke bank tanpa biaya. 

3. Hermanto Widjaja dan Henry Wirawan

Sebagai co-founders Topremit, yang dimulai sebagai bisnis keluarga  pada tahun 2009.

Berbasis di Medan, Indonesia, startup tersebut sekarang memiliki lebih dari 20.000 pengguna, yang dapat mengirim uang dari Indonesia ke 60 negara melalui platform-nya. 

4. Bernadus Setya Ananda Wijaya

Sosok yang mampu meningkatkan laba bersih Sucor Sekuritas sepuluh kali lipat, setelah dipromosikan menjadi CEO tahun lalu. 

Dia pertama kali bergabung dengan broker online dan startup manajemen kekayaan pada tahun 2016, sebagai manajer pengembangan bisnis. 

Arts

1. Charina Prinandita

Merupakan co-founder Eatlah.

Eatlah, menyajikan makanan cepat saji lokal ala rumahan, seperti nasi ayam telur asin. Eatlah saat ini memiliki 24 gerai di enam kota di Indonesia dan populer di Instagram.

2. Kathleen Gondoutomo

Merupakan CEO H! Cups

Setelah bekerja di Kraft Heinz, Kathleen ingin menyajikan minuman kekinian yang mudah dipesan sekaligus memberdayakan perempuan yang menganggur di kota-kota lapis kedua dan ketiga di seluruh Indonesia. 

Pada 2019, dia memulai H! Cups, jaringan minuman terkemuka.

H! Cups telah membuka lebih dari 40 toko dan mempekerjakan lebih dari 150 wanita, menjual 120.000 cangkir setiap bulan. Mampu mencetak laba setelah satu tahun beroperasi.

3. Liana Gonta Widjaja

Adalah co-founder Greenly yang mengembangkan makanan sehat.

Startup yang berbasis di Surabaya ini menyajikan jus, salad, mangkuk biji-bijian, serta alternatif non-susu di 12 gerainya di tiga kota di Indonesia. 

Enterprise technology

1. Theodorus Ivan Budiyanto,Surya Sanjaya Halim, dan Raymond Christopher Sitorus

Mereka adalah Co-founder Delman.

Delman, membangun alat manajemen data untuk perusahaan. 

Retail & e-commerce

1. William Sunito

Sosok yang menjadi founder Tokowahab.

Dia  memulai Tokowahab setelah memperhatikan kurangnya kenyamanan dan transparansi harga untuk toko roti lokal, untuk mendapatkan pasokan. 

Tokowahab miliknya adalah platform e-niaga bahan kue dan peralatan toko roti. 

Startup ini juga menyediakan lokakarya, kiat bisnis, demo memasak, dan penyewaan dapur.

2. Stefani Tan

Adalah Co-founder pakaian Jolie.

Merek fesyen yang berbasis di Jakarta ini, didirikan pada awal 2014, bertujuan untuk menyediakan busana yang terjangkau dan nyaman. 

Industry, manufacture, energy

1. Joseph Alexander Ananto dan Martin Reyhan Suryohusodo

Adalah co-fouder Otoklix.

Hanya dalam dua tahun sejak didirikan, Otoklix dengan cepat tumbuh menjadi pemain penting di pasar reparasi mobil yang besar namun terfragmentasi di Indonesia. 

Startup yang berbasis di Jakarta ini mengembangkan platform digital dan aplikasi seluler, yang menghubungkan pemilik mobil dengan bengkel-bengkel independen. 

Sekitar 600 bengkel reparasi mobil berada di platform Otoklix yang melayani 10.000 mobil per bulan.

2. Rendria Labde

Pendiri Magalarva. Mendirikan perusahaan agritech Magalarva pada tahun 2017, setelah melakukan perjalanan ke Bantar Gebang. Salah satu  tempat pembuangan sampah.

Dia terinspirasi mengurangi limbah dengan menggunakan serangga black soldier fly (BSF). 

Startup asal Bogor yang berbasis di Indonesia ini memberi makan sampah organik ke larva BSF, dan memanennya untuk diubah menjadi berbagai produk seperti pupuk, tepung ikan atau bubuk kering sebagai sumber protein alternatif untuk hewan peliharaan. 

3. Liris Maduningtyas

Adalah co-founder Jala Tech, yang didirikan pada tahun 2015. 

Jala Tech adalah perusahaan rintisan teknologi pertanian yang berbasis di Yogyakarta. 

Dia mengembangkan perangkat lunak dan pengukur air pintar yang membantu petambak udang memeriksa kualitas air dan melacak stok untuk meningkatkan produksi. 

4. Kevin Susanto

Adalah Chief Green Officer, Envigo!

Dia memulai EnviGo !, pada tahun 2015 untuk membantu mengurangi sampah plastik.

EnviGo! mengembangkan dan membuat kemasan ramah lingkungan menggunakan kertas, singkong (umbi-umbian) dan plastik oxo-biodegradable, yang menurut Susanto dapat terurai dalam dua tahun. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co