GenPI.co - Emas bak mendapat rezeki nomplok, karena harganya meroket di saat mata uang kripto (cryptocurrency) belakangan ini tertekan cukup dalam.
“Kripto berguguran. Pelaku pasar pun mengalihkan dana (ke emas), bersamaan adanya inflasi cukup tinggi,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim kepada GenPI.co, Senin (31/5/2021).
Inflasi tersebut menyebabkan aliran dana menuju aset emas yang merupakan safe haven.
Adapun inflasi tinggi tersebut, ujarnya, didorong penggelontoran dana raksasa oleh pemerntah Amerika Serikat untuk infrastruktur.
Penggelontoran uang juga terjadi di kawasan Eropa.
Dia mengatakan sampai April, umumnya kripto mengalami penurunan harga hampir 40 persen.
“Penurunan ini luar biasa,” ujar analis, Ibrahim.
Ibrahim menduga, tertekannya harga kripto belakangan ini karena adanya pernyataan pejabat sejumlah negara, yang menyatakan tidak menginginkan kripto sebagai alat pembayaran, terutama info dari China.
Sikap tersebut, tambah dia, juga ditambah info sejumlah media yang menyatakan perlunya kehati-hatian dalam berinvestasi mata uang digital kripto.
Kripto yang dinilainya juga sudah terlalu tinggi, memicu aksi ambil untung (profit taking).
“Untuk emas, kemungkinan bisa mencapai level tertinggi di tahun ini di angka USD 2.000-USD 2.200 (per troy ounce),” prediksi Ibrahim.
Sementara itu kripto yang mengalami penurunan harga antara lain Ethereum.
Dari catatan GenPI, harga Ethereum pada 4 Mei mencapai Rp52,5 juta. Sementara itu dilihat dari laman coinmarketcap, pada Senin (31/5/2021), pukul 16.30 harganya bertengger di USD 2.520,64 atau di kisaran Rp 36 juta per koin.
Harga Bitcoin pada 14 April 2021 dari catatan GenPI.co di posisi USD 64.391 atau sekitar 920 juta. dilihat dari laman coinmarketcap, pada Senin (31/5/2021), pukul 16.40 WIB di USD 36.127,82 atau di kisaran Rp 516 juta. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News