Bitcoin Fly To The Moon, Bos Indodax Sebut 2 Pendongkrak Utama

17 Juni 2021 07:40

GenPI.co - Mata uang kripto (cryptocurrency) menjadi aset yang begitu menggoda karena perubahan harganya.

Salah satunya adalah kripto terpopuler dunia, Bitcoin.

Setelah sempat tertekan, Bitcoin kembali bergerak naik atau fly to the moon.

BACA JUGA:  Tok! Kripto Catatkan Sejarah Baru di Dunia

Indodax mencatatkan, harga Bitcoin sempat kembali ke level USD 40 ribu atau sekitar Rp 570 jutaan.

Harga tersebut ditembus untuk pertama kalinya dalam satu bulan terakhir.

BACA JUGA:  Pencinta Kripto, Ada Kabar Penting dari Gubernur BI, Simak Ya

Salah satu penyebabnya adalah Elon Musk yang telah menyatakan jika Tesla akan kembali menerima pembayaran Bitcoin.

Elon Musk menyatakan hal tersebut melalui cuitan Twitter-nya yang menuliskan Tesla akan kembali menerima pembayaran Bitcoin, setelah sempat mencabut fitur pembayaran itu.

BACA JUGA:  Kabar Gembira, Gerak Bitcoin Cs Kembali To The Moon, Guys

Karena Musk merespons baik, adanya inovasi dan gagasan mengenai penambangan atau mining Bitcoin yang akan dikembangkan dengan teknologi yang lebih ramah lingkungan.

CEO Indodax, Oscar Darmawan pun angkat bicara soal Elon Musk, yang dinilai sering menimbulkan pernyataan yang memancing demand Bitcoin.

Sehingga, berpengaruh terhadap harga. Kali ini, pernyataan Elon Musk yang positif mendukung dan mendorong inovasi dari Bitcoin.

"Elon Musk memberikan pernyataan positif dimana dia mendukung adanya inovasi dan gagasan ramah lingkungan dari mining Bitcoin. Pernyataannya mendongkrak harga Bitcoin,” kata Oscar Darmawan dikutip dari rilisnya yang diterima GenPI.co, Rabu malam (16/6/2021).

Oscar pun bicara soal harga Bitcoin.

“Saat ini, Bitcoin sudah menunjukkan sinyal support dan tren kenaikan harga," ujar Oscar.

Namun tak cuma soal cuitan Musk. Oscar mengatakan kenaikan harga Bitcoin juga terjadi karena adanya kesepakatan para miners di seluruh dunia soal smart contract dari Bitcoin yang disebut Taproot.

Hal tersebut menjadi transformasi pertamanya setelah 4 tahun.

Oscar menjelaskan, Taproot akan meningkatkan transaksi dan efisiensi Bitcoin. Taproot membuat kontrak pintar lebih murah dan lebih kecil,

Para miners di seluruh dunia telah menyepakati proposal Taproot mengenai smart contract Bitcoin, beberapa hari yang lalu.

"Ini juga menjadi penyebab kenaikan harga Bitcoin. Taproot yang akan terjadi pada November 2021 nanti akan menjadi momen penting. Karena membuka peluang luas bagi developer yang tertarik untuk memperluas utilitas Bitcoin," beber Oscar.

Jika smart contract Bitcoin dijalankan, tentu akan lebih banyak inovasi yang hadir menggunakan Bitcoin di masa mendatang.

Oscar juga mengatakan, kenaikan harga Bitcoin ke level Rp 570 jutaan atau USD 40.000 atau naik 23 persen selama sepekan, biasanya juga akan diiringi dengan naiknya harga altcoin, seperti Ethereum dan kripto lainnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co