Dihantam Pandemi, XL Axiata Mampu Raup Laba Bersih Rp 395 Miliar

05 Agustus 2021 13:20

GenPI.co - PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) kembali berhasil meraih pertumbuhan kinerja di sepanjang kuartal kedua 2021.

Prestasi ini ditandai dengan diraihnya kenaikan total pendapatan sebesar 8% menjadi Rp 6,73 triliun, meningkat dibandingkan kuartal pertama tahun ini (QoQ).

Selain itu, EBITDA juga tumbuh 8% QoQ, dengan marjin lebih dari 50%.

BACA JUGA:  Jangkauan Layanan VoLTE XL Axiata Kini Hadir di 224 Daerah

Pada kuartal kedua ini, perseroan mencetak laba bersih sebesar Rp 395 miliar atau naik 23% QoQ, sekaligus memberikan kontribusi pada total laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp 716 miliar.    

Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan, di tengah pandemi dan kompetisi industri yang penuh tantangan di sepanjang kuartal kedua 2021, secara umum pihaknya berhasil meningkatkan kinerja bisnis.

BACA JUGA:  XL Axiata Perluas Jangkauan Layanan VoLTE

"Kami meraih pertumbuhan yang menggembirakan di sejumlah aspek," tuturnya dalam jumpa pers virtual, Kamis (5/8/2021).

Pencapaian positif ini tidak terlepas dari dari keberhasilan penjualan dan kenaikan trafik yang kami raih di sepanjang periode Lebaran lalu.

BACA JUGA:  Pengguna Internet XL Home di Bandung Meningkat 200 Persen

Pada saat yang bersamaan, pihaknya terus fokus melakukan digitalisasi di semua lini bisnis dan Operational Excellence, termasuk menekan biaya untuk mempertahankan tingkat profitabilitas serta meningkatkan efisiensi.

"Kami juga menawarkan produk-produk yang tepat sesuai kebutuhan pelanggan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data analytics untuk melakukan upselling melalui saluran penjualan omni channel yang kami miliki," jelasnya.

Dian menambahkan, di sepanjang semester 1 2021, perseroan berhasil mengurangi beban operasional sebesar 2% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY).

Penurunan  biaya operasional tersebut terjadi pada  biaya interkoneksi dan biaya langsung lainnya sebesar -22% YoY, terutama karena interkoneksi yang lebih rendah sebagai akibat dari penurunan trafik layanan legacy (SMS dan voice).

Selain itu, biaya tenaga kerja juga turun -6% YoY karena revisi provisi remunerasi.

Biaya infrastruktur turun sebesar 13% YoY. Sementara untuk biaya pemasaran meningkat 31% YoY. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Irwina Istiqomah

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co