Data Inflasi AS Masih Kejutkan Pasar, Gerak Harga Emas Labil

12 Juli 2019 17:55

GenPI.co— Harga emas dunia masih berpeluang turun, menyusul efek kejut rilis angka inflasi Amerika Serikat pada Juni masih memengaruhi pergerakan logam mulia.

Sampai sore sore ini, Jumat (12/7/2019), harga emas Comex memang bergerak labil dengan volatilitas cukup tinggi.

Baca juga:

Rupiah Menguat, Harga Emas Antam Turun 10.000 ke Rp701.000/Gram

Ini Lho yang Buat Pergerakan Harga Emas Mandek Selama 2 Hari!

“Kemarin [11 Juli 2019] ada data indeks harga konsumen [inflasi] AS yang dirilis lebih tinggi dari ekspektasi. Hal ini mendorong penguatan dolar AS karena menimbulkan keraguan pasar soal pemangkasan suku bunga acuan AS,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, Jumat (12/7).

Secara tidak terduga, inflasi AS pada Juni 2019 naik 0,1%, karena sebelumnya pasar meyakini indeks harga konsumen akan bergerak stagnan. Inflasi menjadi salah satu pertimbangan bank sentral Amerika Serikat (the Fed) dalam menentukan besaran suku bunganya.

Setelah ditutup di angka US$1.406,7 per troy ounce pada Kamis (11/7/2019), sampai dengan pukul 17.37 WIB, Jumat (12/7/2019) bergerak di kisaran 1.406-1.412. Pada pukul 17.37 WIB, emas Comex di harga US$1.407,8 per troy ounce.

“Volatilitas naik turun memang cukup tinggi di emas karena sentimen suku buga acuan AS ini. [Harga emas Comex], mungkin tutup melemah tipis ke 1.405 hari ini [12 Juli 2019],” kata Ariston.

Rilis angka inflasi tersebut telah mematahkan penguatan harga emas yang terjadi pada Rabu (10/7/2019), usai Ketua The Fed  Jerome H. Powell di depan Kongres mengatakan bahwa bank sentral Amerika memiliki ruang untuk melonggarkan kebijakan moneter.

Dari pidato terebut, pasar menangkap adanya peluang bank sentral AS untuk menurunkan tingkat suku bunga bunga, pada pertemuan the Fed pada akhir Juli ini. Pelonggaran ekonomi ini akan mendorong pasar meninggalkan aset save haven seperti emas ke aset yang lebih berisiko, antara lain saham dan obligasi.

Harga emas Comex pada Rabu (10/7/2019) ditutup menguat ke US$1.412,5 per troy ounce.

"Ketika ada potensi menurunkan suku bunga. Ada peralihan save haven jadi aset seperti saham dan obligasi,” kata Maximilianus Nico Demus, Direktur Research & Investment PT Pilarmas Investindo Sekuritas.

Namun setelah data inflasi AS dirilis yang di atas ekspektasi dan menimbulkan keraguan pasar Fed akan menurunkan suku bunga, harga emas pun pada Kamis tidak melanjutkan penguatannya dan berada di US$1.406,7 per troy ounce.

Sementara itu Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengemukakan perang dagang dan proses Brexit di Inggris bisa kembali menguatkan harga emas dunia, dan pasar terus menunggu keputusan bank sentral AS atas suku bunganya pada akhir bulan ini.

“Kemungkinan kembali menguat karena dampak dari perang dagang dan Brexit. Untuk the Fed tunggu akhir bulan,” kata Ibrahim.

Berikut pergerakan harga emas Comex sebelumnya (US$/troy ounce):

11 Juli    1.406,7

10 Juli    1.412,5

9 Juli    1.400,5

8 Juli    1.400,0

5 Juli    1.400,1

 3 Juli    1.420,9


Tonton juga video ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Linda Teti Cordina
emas   comex   antam   loco   inflasi  

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co