GenPI.co— Harga emas seperti sedang mengamuk, pergerakannya sejak awal Agustus 2019 begitu signifikan.
Emas Comex di pasar dunia yang semula bertahan di kisaran US$1.410 per troy ounce, pada penutupan perdagangan Jumat (9/8/2019) sudah bertengger di angka US$1.508,5 per troy ounce.
Demikian pula hanya dengan harga jual logam mulia di butik Antam yang mengikuti patokan harga dunia, juga melesat pada Agustus ini. Harga jualnya pada 1 Agustus Rp702.500 per gram, pada hari ini, Sabtu (10/8/2019) sudah ada di angka Rp747.000. Bahkan pada 8-9 Agustus menembus level Rp750.000.
Baca juga:
Harga Emas Labil Dipengaruhi 2 Sentimen Ini!
Harga Emas Terombang-ambing Prediksi Besaran Suku Bunga Acuan Fed
Apa pemicunya?
“Dalam minggu depan emas kemungkinan masih akan menguat di level US$1483.30-US$1.530 per troy ounce,” kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim, Jumat (9/8/2019).
Ibrahim mengemukakan sejumlah sentimen memicu penguatan harga emas pada pekan ini.
Pertama, pemerintah China mendevaluasi yuan sebagai respons terhadap ancaman AS untuk mengenakan tarif lebih banyak pada barang-barang asal Tiongkok.
Kedua, Bank Rakyat Tiongkok menetapkan titik tengah yuan lebih lemah dari 7 selama dua hari berturut-turut pada Kamis dan Jumat. Level ini adalah yang terlemah sejak April 2008.
Ketiga, pasar saham berada di bawah tekanan minggu ini dalam menghadapi kenaikan tarif AS yang tertunda pada produk China pada September, yang meningkatkan permintaan safe haven.
Keempat, dalam waktu dekat Selandia Baru bergabung dengan India dan Thailand untuk memotong suku bunga, dengan harapan pasar tumbuh. Diprediksi bank sentral utama lainnya akan bergabung dalam pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut, kemudian Bank Sentral Australia akan menyusul.
Terkait investor menyikapi penguatan harga emas saat ini, Ibrahim mengatakan lebih baik mengambil sikap wait and see.
“Wait and see dulu tunggu koreksi di US$1483.30 [per troy ounce],” kata Ibrahim.
Kalian wajib tonton video yang satu ini:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News