GenPI.co - Harga emas di Bursa Comex pada penutupan perdagangan Selasa (12/5/2020) atau Rabu pagi menguat dan kembali ke level tertinggi atau termahalnya, di saat pandemi virus corona (covid-19).
Diketahui pada penutupan perdagangan Senin (11/5/2020), emas sempat meninggalkan level USD 1.700 per troy ounce.
Pada penutupan perdagangan Selasa (12/5/2020), harga emas di Bursa Comex Amerika kontrak Juni 2020, naik USD 8,8 atau 0,52 persen menjadi ditutup pada USD 1.706,8.
BACA JUGA: Bursa Saham 13 Mei 2020: Saham SMGR dan ICBP Direkomendasi
“Sentimen negatif disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap gelombang kedua wabah covid-19, karena pelonggaran lockdown. Pasar juga masih mengkhawatirkan wabah yang belum benar-benar menyurut,” kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra kepada GenPI.co, Rabu (13/5/2020).
Sementara itu, ujarnya, sentimen negatif masih menekan pergerakan aset berisiko seperti indeks saham, termasuk di penutupan perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB Bursa Saham AS.
BACA JUGA: Top! Zodiak Fadli Zon Sama Dengan Trump, John Kennedy, Soekarno
Tercatat indeks Dow Jones anjlok 1,89 persen, S&P 500 turun 2,05 persen, dan Nasdaq tersungkur 2,06 persen.
“Kemungkinan belum ada perubahan sentimen, karena semalam indeks saham AS masih tertekan turun. Sentimen negatif ini membuat harga emas masih bisa bertahan di atas USD 1.700 per troy ounce,” ujar Ariston.
Pasar saat ini juga tengah menantikan pidato Gubernur Bank Sentral AS (Fed), Jerome Powell pada Rabu malam mengenai isu ekonomi terkini.
“Pidato yang dovish atau pesimis bisa mendorong kenaikan harga emas lagi. Potensi harga emas hari ini USD 1.690- USD 1.720 per troy ounce,” prediksi Ariston.
Diketahui, pasar juga mengkhawatirkan pandemi virus corona gelombang dua. Kekhawatiran muncul ini muncul setelah ditemukan adanya kasus baru di Wuhan, China, setelah lockdown dicabut.
Berikut gerak emas Comex kontrak Juni 2020 (USD/troy ounce):
12 Mei: 1.706
11 Mei: 1.698
8 Mei: 1.713
7 Mei: 1.725
6 Mei: 1.688
5 Mei: 1.710 (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News