GenPI.co - Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) bersama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan (P3HH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, merilis inovasi disinfektan berbahan dasar alami, Rabu, (1/7/2020).
Disinfektan produksi Koprabuh terbukti lebih efektif, dibandingkan disinfektan alkohol yang beredar di masyarakat luas.
Hasil inovasi anak bangsa ini berupa produk dengan merek Diasep.
BACA JUGA: Asyik! Token Listrik Gratis Sampai September, Akses Www.pln.co.id
Terbuat dari cuka kayu, produk dengan bahan baku organik ini tanpa menggunakan alkohol dan bahan kimia apapun.
Oleh sebab itu produk disinfektan ini tidak berbahaya bagi manusia maupun binatang peliharaan.
Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Adison mengatakan produk tersebut telah diuji coba di salah satu laboratorium KLHK.
BACA JUGA: Lakukan 2 Hal Ini, Indra Priawan dan Nikita Willy Segera Menikah?
"Hasilnya sangat membahagiakan, sebab sangat aman bagi masyarakat. Produk ini sesuai dengan harapan dari KLHK yang mendorong penggunaan bahan organik pengganti disinfektan yang mengandung bahan kimia," jelasnya.
Adison mengatakan menurut penelitian badan kesehatan dunia, WHO disinfektan dengan kandungan alkohol mengandung senyawa logam berat yang berbahaya di masa depan.
Tidak hanya membuat kulit iritasi, tapi juga berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Selain itu juga dapat mengakibatkan kanker paru-paru, jika terhirup dalam jangka waktu lama.
CEO Koprabuh Yohanes Walean menjelaskan cuka kayu atau asam kayu, adalah cairan yang di produksi dengan cara pirolisa atau dekomposisi termal dari proses produksi arang, dengan tingkat oksigen rendah.
Disinfektan biasanya mengandung komponen alkhol berupa ethyl alkohol dan isopropil alkohol. Bahan kimia ini bersifat mudah terbakar dan bisa menyebabkan infeksi kulit.
Namun, penggunaan Diasep sebagai disinfektan bisa digunakan baik di dalam ataupun di luar ruangan, ini efektif memerangi virus corona.
"Disinfektan ini tidak berbahaya bagi manusia, bahkan tertelan pun tidak membahayakan. Tetapi lebih efektif dari alkohol 70 persen," tutup Yohanes. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News