Pandemi Corona Hantam Usaha, Ahli Sebut Cara Bisnis Tak Lazim

07 Agustus 2020 17:41

GenPI.co - Rencana bisnis atau business plan adalah tahap krusial yang tak boleh dilewati. 

Dengan membuat rencana bisnis, kalangan pengusaha akan mmpu menghadapi berbagai tantangan, termasuk tekanan pandemi virus corona (covid-19) yang memporporandakan ekonomi dunia.

Melalui webinar bertajuk “Business Plan: Is It Still Relevant Today?”, Steve Saerang, VP of Communication DANA Indonesia menyebutkan bahwa business plan itu layaknya seni.

BACA JUGANgamuk! Nggak Pakai Lama, Simpan 2 Bulan Emas Antam Untung Gede

Disampaikan Steve, business plan penting sebagai pola, bahan bakar, dan arah menjalankan bisnis. Namun, itu saja tidak cukup untuk membuat bisnis berjalan baik. 

Steve membagikan tips untuk menemukan model bisnis yang tepat, membaginya dalam dua cara atau tahapan, yakni the normal way (cara normal), dan the unorthodox way (cara yang tidak lazim).

1.  The normal way

Terdapat dua aspek yang harus dilakukan untuk tahapan ini. 

Pertama adalah creation dan production, yaitu segala aktivitas yang terkait dengan produksi. Termasuk merancang, membeli bahan mentah, pembuatan.

Kedua, ada marketing dan sells, berisi semua aktivitas yang terkait dengan penjualan seperti menemukan dan meraih konsumen, penawaran harga khusus, distribusi produk atau memberikan jasa.

2. The unorthodox way

Cara yang tidak lazim dalam menentukan model bisnis yang tepat ini, biasa dikenal juga sebagai inovasi produk. 

Bisa jadi, produk atau jasa yang akan ditawarkan merupakan sesuatu yang sama sekali baru. 

BACA JUGATerungkap! Richard Kyle Ikut Hal Kekinian Saat Pandemi 

Untuk melakukan cara yang tidak lazim ini, ada beberapa elemen dari business model canvas atau sebuah cara yang terorganisir untuk memaparkan asumsi mengenai sumber daya dan aktivitas kunci. 

Elemen-elemen tersebut termasuk value proposition atau apa yang membedakan produk dari produk lain, kemudian customer segments (target pasar).

Lainnya, bagaimana berhubungan dan berkomunikasi dengan konsumen, cara promosi, biaya yang dibutuhkan, pricing, revenue stream, harga yang ditetapkan, dan kondisi keuangan untuk menjalankan bisnis.

Steve juga menambahkan indikator untuk mengukur relevansi model bisnis yang telah disusun?

Ia mengungkapkan saat inovasi yang dilakukan hanya menunjukkan kemajuan tidak berarti atau semakin mengecil, atau saat karyawan atau tim sudah tidak mampu menemukan hal baru lagi untuk menambah inovasi.

Steve mengingatkan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun ulang model bisnis, khususnys di tengah pandemi.

“Salah satunya memerhatikan kebijakan pemerintah, baik level nasional maupun provinsi. Kuncinya, baca berita. Misalnya, mengikuti kebijakan terkait stimulus UMKM atau PSBB. Misalnya, September pariwisata sudah dibuka, dengan berbagai pembatasan. Pikirkan solusinya apa,” ujarnya.

Di masa pandemi ini, banyak bisnis memecat pegawai atau memotong gaji. Sebenarnya bisa saja dipikirkan cara baru. Misalnya, bergeser dari fixed salary ke target salary amount. 

Awalnya gaji karyawan itu bulanan, lalu berdapatasi ke penghasilan sesuai penjualan. (*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co