WFH Berbuah Manis, Suharti Diguyur Rezeki dari Jual Asinan Betawi

24 Oktober 2020 21:05

GenPI.co - Pandemi virus corona (covid-19) membuat banyak pekerja kantoran harus menjalani work from home (WFH). 

Pastinya waktu kosong bekerja di rumah akan lebih banyak, ketimbang mengerjakan tanggung jawab di kantor.

BACA JUGAHebat! Pemuda ini Sukses Buat Destinasi Wisata Baru di Cepu Blora

Suharti Sadja merupakan seorang wanita karier yang merasakan dampak pandemi. 

Ketika banyak waktu kosong di rumah, ia manfaatkan untuk meracik salah satu makanan sehat, yakni asinan Betawi.

Asinan Betawi adalah kuliner tradisional yang ia sukai. Karena memiliki cita rasa yang khas dan menyehatkan.

Siapa sangka asinan Betawi racikan Suhari disebut cukup enak dan lezat oleh keluarga dan kerabat yang mencicipinya. Namun, ia belum berniat untuk menjualnya.

BACA JUGAKisah Sukses Farida Achmad Besarkan Bisnis Event Organizer

Sampai akhirnya ada bazar kuliner yang diselenggarakan Ikatan Alumni SMA 70 Jakarta, Suharti pun tergerak untuk ambil bagian dengan mengisi slot asinan Betawi. 

Saat itu teman-temanya belum ada yang menjual kuliner tradisional tersebut.

"Saya coba untuk ikut bagian, dan ternyata banyak peminat dan senang banget. Katanya enak dan buat ketagihan. Untuk modal awal hanya Rp 300 ribuan," jelasnya.

Satu porsi asinan Betawi miliki Suharti dengan brand bernama "Makan Daun" dibanderol Rp 35 ribuan. Memang target pasar yang dituju bukanlah generasi milenial melainkan kalangan yang sudah beranjak dewasa.

"Untuk target pasar kami sudah melakukan riset kecil-kecilan. Jadi bukan milenial," bebernya.

Asinan Betawi Makan Daun mulai dijual pada 5 Oktober 2020, tetapi merek ini sudah cukup populer dan kebanjiran pesanan.

"Saru hari bisa mencapai 60 sampai 70 porsi asinan yang dipesan. Kami buka sistem pre-order, jadi pesan satu hari sebelumnya. Hal itu agar memastikan sayuran dalam asinan tetap fresh," katanya.

Dari segi kemasan, Suharti sangat memperhatikan keamanan dan kebersihan asinan miliknya. 

Untuk itu ia menggunakan tempat makan transparan, seperti bekal sehat untuk makan siang.

"Kami melakukan pemasaran lewat komunitas, media sosial dan menyempatkan pantun dan cerita unik untuk yang akhirnya tertuju pada produk Makan Daun," ungkapnya.

Ternyata menjalani bisnis sambil WHF perlu kelihaian dalam mengatur waktu. Sebab, acap kali ia merasakan bentrok dengan tanggung jawabnya sebagai pegawai kantoran.

"Kalau sukanya banyak orderan, dan mereka doyan dengan makanan sehat yang saya buat," tuturnya.

Untuk target ke depannya, pengusaha sukses ini akan menambah varian menu sehat, sehingga banyak pilihan bagi pelanggan.

"Kami berupaya menjangkau pasar lebih luas, agar konsumen dapat terus konsumsi makan sehat. Mereka sehat pastinya akan berdampak positif bagi Makan Daun," kata Suharti.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co