Jelang Ramadhan, Bisnis Kolang Kaling Mulai Menggeliat

24 April 2019 22:12

GenPI.co - Jelang ramadhan bisnis buah kolang kaling mulai menggeliat. Sejak sepekan terakhir di Nagari Andaleh Baruh Bukik, Kabupaten Bukit Datar sejumlah ibu-ibu sibuk membelah buah aren atau yang akrab di sebut Kolang-kaling.

Hal serupa terlihat di beberapa titik di nagari seluas 6086 hektar tersebut. Meskipun musiman, namun memproduksi buah kolang-kaling merupakan sesuatu yang menjanjikan bagi bagi warga terutama pengusaha kolang-kaling di nagari tersebut. Berbeda titik, berbeda pula pengusahanya. 

Aljafri (40), seorang pengusaha buah kolang-kaling di Jorong Baruh Bukik mengatakan, jika hasil produksi kolang-kaling tidak hanya mengisi pasar di dalam provinsi saja. Namun, juga untuk mengisi pasar di luar provinsi seperti Jambi, Bengkulu, dan Riau.

Baca juga: Jelang Ramadhan, Google Rilis 4 Fitur Video Call

“Untuk menutupi permintaan pasar, kita harus mengambil bahan baku di tempat lain. Meski ini musiman, namun hal ini sudah berlangsung sejak lama bahkan turun temurun,” ujar Aljafri saat ditemui, Rabu (24/4).

Aljafri mengatakan, biasanya harga jual akan meningkat seiring banyaknya permintaan, dan waktu itu biasanya seminggu akan memasuki awal Ramadhan. “Jadi buah ini menjadi bahan untuk dibuat makanan ataupun minuman untuk berbuka puasa,” jelasnya.

Bahan baku sendiri sebut Aljafri, dibeli dari pemilik pohon dengan harga Rp 40-50 ribu per pelepah. Kemudian, bahan baku direbus kemudian di belah dan isi buah di rendam dan siap di jual.

“Biasanya ada pembeli atau toke (pedagang pengumpul) nya menjemut ke sini, kemudian mereka yang kemudian mengedarkannya ke pasar-pasar,” jelasnya.

Awalnya untuk musim ini sharga berkisar Rp 5 ribu perkilo, beberapa hari terakhir mulai naik Rp 7 ribu perkilonya. “Untuk satu hari dengan tiga atau empat pekerja kita bisa menghasilkan 40-60 kg perharinya. Terkadang juga tergantung isi buah arennya. Jika kulit tebal dan isi kecil tentu saja beratnya tidak sama,” jelasnya.

Untuk proses perebusan sebutnya, biasanya akan memakan waktu dua hingga empat jam. “Yang lama itu untuk merebus awal, untuk selanjutnya tidak selama pertama itu karena airnya sudah panas,” ucapnya.


Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co