GenPI.co - Setelah sempat tertahan, harga kripto Bitcoin kembali injak gas.
Dilihat di laman coinmarketcap, Minggu (7/11), pukul 18.08 WIB, harga Bitcoin naik 2,24 persen (24 jam perdagangan) atau 1,85 persen (7 hari perdagangan) menjadi USD 61.972.
Bagaimana prediksi harga Bitcoin pada tahun depan?
Dilansir dari laman coinvestasi, analis yang dikenal dengan model stock to flownya yakni PlanB, memperbarui prediksi harga Bitcoin untuk kuartal I-2022.
Saat wawancara dengan Bitcoin maximalist belum lama ini, Anthony Pompliano mengatakan jika berdasarkan modelnya, Bitcoin diprediksi bisa naik hingga 700 persen pada awal tahun depan dan mengungguli semua aset lainnya.
“Jika kita melihat sinyal on-chain sekarang, saya akan mengatakan bahwa puncaknya setidaknya beberapa bulan, katakanlah enam bulan dari sini. Jadi itu akan menjadi akhir dari Q1 (kuartal I-2022, Red). Kemudian jenis model ketiga yang saya gunakan tentu saja floor model di harga USD 135.000,” katanya dilansir Dailyhodl seperti dikutip coinvestasi.
Dia memperkirakan Bitcoin bisa menyentuh di atas USD 100 ribu bahkan di atas USD 135 ribu pada akhir tahun.
Kemudian akan terus tumbuh mungkin menuju target model stock-to-flow X (S2FX) dan bisa saja menyentuh USD 288 ribu bahkan lebih.
“Saya tidak akan terkejut bahkan melihat di Q1 di Q2 tahun depan harga USD 300.000, USD 400.000, USD 500.000,” kata PlanB
Seperti diketahui, model stock to flow (S2F), yang secara tradisional digunakan untuk melacak kinerja komoditas seperti logam mulia, membandingkan harga aset dengan pasokan yang tersedia.
Untuk model cross-asset stock-to-flow PlanB (S2FX) melihat transisi fase Bitcoin dari bukti aset keuangan lain untuk menghasilkan penilaian untuk BTC.
Dalam jangka panjang, PlanB mengatakan dia melihat Bitcoin mengalami lonjakan hiperbolik.
“Kelangkaan digital adalah hal generasi berikutnya, jadi saya pikir itu akan terjadi, tetapi saya juga melihat dalam model saya sendiri bahwa ada hubungan linier antara kelangkaan dan nilai dalam pandangan saya, adalah faktor terpenting yang menyebabkan Bitcoin bisa hiperbolik” bebernya.
Hal yang juga membuat Bitcoin melonjak adalah FOMO yang memicu para investor baru untuk membeli Bitcoin, dan membuat kripto ini naik dan semakin langka.
Berdasarkan semua ini, PlanB memprediksi antara 2024 hingga 2028 skenario hiperbolik masih akan terjadi, apalagi Bitcoin merupakan aset dinamis. (*/coinvestasi)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News