GenPI.co - Pasar kripto sepanjang pekan ini masih berada di zona merah, apalagi Bitcoin berdarah-darah. Secara umum, segudang sentimen negatif menjadi biang kerok nilai kripto selama sepekan terakhir.
Pelaku pasar berbondong-bondong melakukan aksi jual gara-gara kabar miring dari China. Otoritas negara tirai bambu itu diketahui meminta warganya untuk meninggalkan kripto.
Namun, tekanan lebih parah datang di pertengahan pekan setelah bank sentral Amerika Serikat The Fed mengumumkan niatan untuk mempercepat kenaikan suku bunga acuan di tahun ini.
Rencana tersebut dimuat di dalam risalah rapat The Fed Desember (minutes of meeting) Desember yang dirilis Rabu (5/1).
Pengumuman bank sentral AS itu bikin pelaku pasar minggat dari pasar kelas aset berisiko, khususnya saham dan aset kripto.
Kebijakan The Fed sukses mengantar sang raja kripto, Bitcoin (BTC), amblas 5,19 persen.
Namun, penderitaan Bitcoin tak berhenti sampai situ. nilai BTC pasrah lunglai 9,92 persen dalam sepekan.
Biang keladinya adalah amblasnya hash rate penambangan Bitcoin sampai 18 persen gara-gara kebijakan pemerintah Kazakhstan.
Tingkat hash rate Bitcoin longsor setelah aktivitas penambangan Bitcoin di Kazakhstan akibat pemadaman jaringan internet yang dilakukan pemerintah, menyusul kerusuhan yang tengah berlangsung di sana.
Sekadar informasi, Kazakhstan kini menyandang status sebagai negara "penambang" Bitcoin terbesar ke-dua di dunia setelah China.
Makanya, tak heran jika sikap keras Kazakhstan tersebut bikin harga Bitcoin tertekan dalam sepekan.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News