GenPI.co - CEO Devere Group Nigel Green memperkirakan harga Bitcoin (BTC) bisa menembus USD 50 ribu akhir bulan ini.
Dilansir dari Bitcoin.com, Minggu (6/3), Devere Group adalah perusahaan penasihat keuangan dan manajemen aset yang berkantor di Uni Emirat Arab (UEA).
Prediksi Green tak lain karena perang Rusia dan Ukraina yang belum mereda hingga hari ini.
Di balik perang kedua negara, aset kripto juga menjadi arus pemberitaan yang cukup menjadi perhatian.
Negara yang diinvasi, Ukraina menyerukan ke berbagai belahan dunia untuk membantu mereka.
Caranya pun unik, Ukraina menerima sumbangan dengan aset kripto.
Sementara itu, Rusia yang mengagresi Ukraina juga dikhawatirkan akan memanfaatkan teknologi kripto untuk menghindari sanksi ekonomi negara-negara Barat.
Green melihat kondisi ini akan membawa harga Bitcoin melonjak jauh lebih tinggi lagi. Pada Selasa (1/3), banderol BTC naik lebih USD 6 ribu dalam 24 jam.
"Seperti saat ini, saya tidak melihat alasan mengapa momentum harga ini harus goyah. Saya pikir kita bisa berharap untuk melihat Bitcoin mencapai USD 50.000 pada akhir bulan ini," katanya.
Namun, dia mencatat terlalu dini untuk BTC menguji kembali level tertingginya pada tahun lalu. Berdasarkan data Bitcoin.com, BTC memuncak di USD 68.892 pada 9 November 2021.
“Dunia dan pasar kripto bergerak pada tingkat yang dipercepat belakangan ini. Prediksi tersebut tentu saja sangat memungkinkan," ujarnya.
Data Coinmarketcap, Sabtu (5/3), banderol BTC saat ini di sekitar USD 39 ribu.
Green menilai dua penyokong utama yang mendorong harga Bitcoin, yaitu ketegangan geopolitik dan investasi institusional.
Dia menjelaskan perang Rusia Ukraina telah menyebabkan pergolakan keuangan yang signifikan.
"Sebagai alternatif, seperti kripto, terbukti kredibel dan bisa diterapkan, status cadangan dolar pada akhirnya bisa dalam bahaya," ucapnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News