GenPI.co - Mantan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean turut berkomentar terkait rencana Menteri BUMN Erick Thohir mengalihkan bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ke Pelita Air Service (PAS).
Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengalihan tersebut hingga akhirnya disampaikan ke ranah publik.
Bila dalam hal ini mengakusisi tentu hal ini tidak boleh, karena untuk apa membeli yang rugi.
Hal tersebut sama saja seperti memindahkan kesalahan di satu tempat ke daerah lainnya, jika statusnya akuisisi.
"Jika Garuda dihapus, kemudian muncul Pelita Air Service untuk mengisi posisi dan rute penerbangan tentu boleh-boleh saja. Tapi, setidaknya dimaksimalkan, jangan sampai Pelita Air Service mengalami gangguan karena posisinya mengantikan," jelas Ferdinand kepada GenPI.co, Jumat (29/10).
Ferdinand menjelaskan, selama ini Pelita Air Service beroperasional dalam sistem penerbangan yang tidak terlalu jauh.
Jika ke depannya akan mengantikan Garuda, penting untuk dipertimbangkan bagaimana kesiapan keuangan Pelita Air untuk membeli pesawat atau hanya sewa.
"Bila posisi Pelita Air Service tidak sanggup gantikan Garuda, lebih baik tidak perlu. Sebab terlihat bagaimana sistem Pelita Air Service dari laporan keuangannya. Penting untuk sadar biaya untuk penerbangan tidak kecil," lanjutnya.
Pria Batak tersebut mengungkapkan, bila memang Garuda memiliki anak perusahaan seperti Citilink, seharusnya ranah itu saja yang dibesarkan dari pada yang lain.
"Pelita Air perlu pelan-pelan jangan memaksakan diri karena biaya operasional tidak murah. Sejarah mencatat, banyak sekali bisnis penerbangan yang bangkrut, sementara yang bertahan Citilink. Kenapa bukan Citilink saja yang mengambil alih penerbangan Garuda?," katanya.
Pria yang pernah memimpin Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) menyarankan, Pelita Air dan Citilink digabungkan, sehingga Pelita Air Service dikeluarkan dari bisnis Pertamina dan bisa fokus pada core bisnisnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News