GenPI.co - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, perlunya perampikan di lingkungan perusahaan pelat merah.
Perampingan itu berlaku untuk anak dan cucu BUMN yang tak bekerja secara optimal. Hal itu menurutnya akan menjadi benalu bagi perusahaan induknya.
“Jumlah BUMN saat ini terlalu banyak sehingga perlu dirampingkan dari semula ada 108 perusahaan kini menjadi 41 perusahaan,” ucap Erick saat rapat bersama Komisi VI di DPR RI, Kamis (1/12).
Dia mengatakan, perampingan dilakukan dengan menggabungkan antara BUMN atau membuat holding BUMN.
Namun, masih banyak anak-cucu BUMN yang nilainya kecil-kecil, dikelola tidak maksimum.
“Ibaratnya ada holding dan anak-cucu ini semua nyedot terus seperti benalu di pohon," kata Erick Thohir.
Dia mencontohkan, seperti pada PT Telkom Indonesia (Persero) yang saat ini berkinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp 106 triliun dan pangsa pasar (market cap) mencapai Rp 411 triliun.
Menurutnya, kinerja positif itu bisa menurun jika memiliki banyak anak-cucu usaha yang tak sesuai bisnis utama Telkom. Hingga saat ini Erick telah menutup 13 anak-cucu Telkom.
"Kalau Telkom punya anak-cucu lagi, dan ketika melihat profitnya besar, nanti disedot lagi, yang akhirnya juga bisa terjadi KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) di antara mereka, kan akhirnya jatuh," ungkap dia.
Oleh sebab itu, Erick Thohir akan melepas sebagian anak-cucu BUMN yang tak sesuai dengan lini bisnis induk usahanya ke pihak swasta. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News